Direktur urusan Internasional, Perusahaan Minyak Nasional Iran mengumumkan kesiapan Tehran mengekspor minyak ke Eropa segera setelah pencabutan sanksi.
Mohsen Ghamsari dalam wawancaranya dengan IRNA (17/5) mengabarkan keinginan negara-negara Eropa mengimpor minyak dari Iran.
Ia mengatakan, "Akan tetapi kembalinya tingkat ekspor minyak ke era sebelum sanksi, tergantung dari tingkat kesiapan Eropa menerima minyak Iran."
Ghamsari lebih lanjut menjelaskan kondisi pasar minyak dunia. "Kilang minyak-kilang minyak biasanya menandatangani kontrak pembelian minyak pertahun, oleh karena itu, untuk memulai impor minyak, kilang-kilang itu harus menunggu beberapa lama sampai mereka memperbaharui kontrak-kontrak penjualan minyak," paparnya.
Ia menegaskan bahwa Iran, segera setelah pencabutan sanksi, mampu menghidupkan kembali setengah pasar minyak Iran di Eropa. Untuk jangka pendek dan menengah, katanya, beberapa paket minyak dapat dijual, dengan jalan itu sejumlah besar pasar minyak di Eropa dapat direbut kembali.
Sebelum sanksi diperketat, negara-negara Eropa termasuk konsumen utama minyak Iran. Saat ini mereka tidak punya kontrak pembelian minyak mentah dari Iran.
Sri Lanka yang sebelum pengetatan sanksi, memasok 90 persen kebutuhan minyaknya dari Iran dan kilang minyak-kilang minyaknya kompatibel dengan minyak ekspor Iran, juga terpaksa memutus impor minyak mentah Iran.
Selain itu Afrika Selatan dan Malaysia juga merupakan konsumen minyak Iran yang memutus impornya dalam beberapa tahun terakhir.
Sekarang ini hanya Cina, India, Turki, Jepang dan Korea Selatan yang masih menjadi konsumen minyak Iran berdasarkan kesepakatan sementara Jenewa.