Ribuan muslim yang tergabung dalam aksi solidaritas pembebasan Palestina, berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan bundaran Hotel Indonesia, Jumat 10 Juli 2015. Meskipun terik menyengat, para demonstran yang masih berpuasa, tampak bersemangat melakukan aksi damai mulai pukul 2 siang hingga sore menjelang waktu berbuka.
Mereka berunjuk rasa dalam rangka memperingati hari Al-Quds. Hari Al-Quds pertama kali dicetuskan oleh Imam Khomeini pada 1979 bagi muslim seluruh dunia untuk menggalang aksi solidaritas bagi bangsa Palestina di Jumat terakhir bulan Ramadan.
Berdasarkan pantauan Tempo, demonstran berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk mendengarkan orasi dari Ketua Voice of Palestine, Mujtahid. Dalam orasinya, Mujtahid menyatakan bahwa Kedutaan Besar Amerika Serikat tidak memiliki izin. Ia juga memprotes letak kantor itu yang sangat strategis.
Selain itu, Mujtahid juga menyerukan seluruh orang untuk mendukung pembebasan Palestina dari Israel. "Anda tidak perlu menjadi muslim, tidak perlu beragama untuk membela Palestina. Cukup menjadi manusia untuk melawan penindasan," kata Mujtahid.
Setelah mendengarkan orasi, para demonstran melakukan long march ke arah bundaran Hotel Indonesia sambil mengelu-elukan yel yel anti zionis, Israel, dan Amerika Serikat. Banyaknya jumlah mereka membuat Jalan Medan Merdeka Selatan dan Jalan M.H. Thamrin cukup macet.
Mereka berjalan rapi beriringan dengan anak-anak perempuan di baris paling depan, membawa spanduk pembebasan Palestina. Aksi ini diikuti lansia hingga bayi. Yeni, 30 tahun, salah seorang peserta aksi, memboyong kedua anaknya yang masih balita untuk melakukan aksi unjuk rasa. "Sebagai umat Islam, saya wajib membela Palestina," katanya.
Tidak hanya dari Jakarta, massa juga berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat dan sekitarnya. Seperti Batul dan Aqilah, kakak beradik dari Purwakarta yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Ketika ditanya tentang aksi Al-Quds hari ini, mereka hanya menjawab sambil tertawa, "Nggak tahu."