Ketua Parlemen Iran (Majlis), Ali Larijani menyatakan Republik Islam telah membuktikan kepada dunia bahwa kekuatan senjata dan intimidasi tidak lagi efektif.
Hal itu dikemukakan Larijani dalam pidatonya pada Konferensi Ketua Parlemen Dunia Keempat, yang digelar oleh Uni Parlemen Sedunia (IPU) yang berbasis di Jenewa bekerjasama dengan PBB, di markas PBB di New York pada Senin (31/8/2015).
Sejumlah negara adidaya berusaha memaksa bangsa Iran bertekuk lutut, namun bangsa Iran yang besar berdiri melawan kekuatan dengan memilih jalan perlawanan dan ketabahan dan menang, katanya.
Dengan demikian, bangsa Iran menunjukkan bahwa kekuatan senjata dan intimidasi telah usang dan tidak efektif serta telah kehilangan fungsi dan pengaruhnya.
Hal itu dikemukakan Larijani menyinggung kesepakatan yang dicapai Iran dengan Kelompok 5+1 baru-baru ini, yang mengakhiri friksi Barat dengan Iran atas program nuklir negara itu selama 12 tahun.
Di dunia sekarang, sejumlah kekuatan masih percaya bahwa mereka dapat mencapai tujuan politik mereka dengan menggunakan kekuatan, tekanan, dan sanksi.
Di bagian lain pidatonya, dalam sesi "penempatan demokrasi pada layanan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan", Larijani mengatakan, "Pertanyaan utama yang akan dibahas pada sesi ini seharusnya adalah apakah demokrasi benar-benar memihak perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di dunia saat ini atau tidak?'"
Dikatakannya, sejumlah pemerintah, yang konon memperjuangkan demokrasi bagi rakyat mereka sendiri, [ternyata] mendukung diktator dan rezim despotik serta kekerasan di negara lain dan berusaha membangun demokrasi di tempat lain dengan bom dan senapan mesin.