Sambutan Dingin Cina Atas Kunjungan Clinton

Rate this item
(0 votes)

Kunjungan Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton ke Cina pada Selasa (4/9) untuk memecahkan sengketa teritorial Laut Cina Selatan tidak membuat terobosan apapun. Selama kunjungannya, Clinton juga membahas masalah krisis Suriah dan mendesak Cina untuk tidak lagi mendukung Presiden Bashar al-Assad.

Clinton tiba di Cina dari Indonesia, dimana ia mendesak negara-negara Asia Tenggara untuk membentuk sebuah front bersatu dalam berurusan dengan Cina dalam upaya untuk meredakan eskalasi ketegangan di wilayah itu.

Namun, Cina memperingatkan AS untuk tidak terlibat dalam sengketa di Laut Cina Selatan. Peringatan itu dikeluarkan bersamaan dengan kedatangan Clinton ke Beijing. Wilayah laut ini diperebutkan oleh Cina dengan Taiwan serta beberapa negara anggota ASEAN, seperti Filipina, Vietnam, Kamboja, Brunei Darussalam dan Malaysia.

Clinton menyebut hubungan AS-Cina dalam pemerintahan Obama adalah poros untuk keterlibatan lebih dengan Asia-Pasifik. Sedang Menlu Cina Yang Jiechi menyatakan Beijing siap untuk bekerja sama dengan Washington berdasarkan saling menghormati dan saling menguntungkan.

Adapun menyangkut isu Suriah, AS dan segelintir negara lain gusar bahwa Cina dan Rusia telah berulang kali menggunakan hak veto mereka di Dewan Keamanan PBB untuk memblokir tindakan sanksi terhadap rezim Assad. Pemerintah Cina menegaskan bahwa perang sipil Suriah harus diselesaikan melalui negosiasi dan bukan tekanan dari luar.

"Saya kira sejarah akan menilai bahwa posisi Cina terkait krisis Suriah adalah sebuah penanganan yang tepat. Apa yang kita pikirkan adalah kepentingan rakyat Suriah dan kawasan," kata Yang dalam konferensi pers bersama Clinton.

Clinton menanggapi dengan mengatakan kekerasan itu akan menyebar ke negara-negara lain dan bahwa dukungan yang kuat harus diberikan kepada Dewan Keamanan. Pada kesempatan itu, Clinton menyatakan kecewa dengan tindakan Rusia dan Cina yang memblokir keras resolusi Dewan Keamanan.

Media-media Cina telah berulang kali menuduh AS melakukan ekspansi ke kawasan Asia untuk membendung peningkatan pertumbuhan Negeri Tirai Bambu itu. Xinhua menyerukan Washington untuk menghentikan perannya sebagai pembuat onar di Asia. Namun, Clinton mengatakan bahwa pemerintahan Obama tidak ingin persaingan tidak sehat.

Dalam menanggapi ketegangan, pemerintahan Obama telah meningkatkan hubungan militer dengan Asia Tenggara, melanjutkan tujuannya memelihara hubungan ekonomi dengan sebagian besar negara Asia.

AS sengaja melibatkan diri dalam ketengangan di Asia untuk menciptakan masalah bagi Cina dan memperlambat pertumbuhan negara itu di kawasan. Washington kembali menghidupkan hubungan tradisionalnya dengan beberapa negara regional dengan tujuan membendung pengaruh Beijing. (IRIB Indonesia/RM)

Read 1550 times