Ketua Parlemen Republik Islam Iran, Ali Larijani saat diwawancarai Koran Jerman, Frankfurter Allgemeine menyebut tujuan Iran adalah perdamaian, hidup berdampingan dengan damai dan keamanan permanen di Timur Tengah. “Banyak isu di Timur Tengah yang dapat diselesaikan melalui jalur politik,” papar Larijani.
Larijani di wawancaranya dengan Koran Frankfurter Allgemeine edisi Kamis (10/9) menekankan, untuk menyelesaikan isu regional harus digalang kerjasama kolektif dan opsi militer tidak akan berhasil.
Saat menjawab pertanyaan terkait persaingan Iran dan Arab Saudi, Larijani mengatakan, “Kami melihat hubungan dengan mereka bukan dalam bingkai persaingan. Arab Saudi adalah saudara kami, namun mereka jangan berharap dukungan kami atas kesalahan yang dibuatnya di kawasan.”
Ketua parlemen Iran menyebut Yaman dan Bahrain sebagai contoh kesalahan Arab Saudi di kawasan dan menekankan, Riyadh mampu menyelesaikan kendala ini melalui jalur diplomatik.
Seraya menekankan bahwa banyak kendala dan isu di kawasan yang dapat diselesaikan melalui opsi damai, Larijani mengingatkan, “Setiap solusi bagi Suriah harus memperhatikan tuntutan rakyat negara ini.”
Larijani juga memperingatkan bahwa kehancuran Suriah akan menjadi sebuah hadiah bagi teroris. Menurutnya selama sepuluh tahun terakhir, setiap peperangan dan invasi di kawasan, mulai dari Afghanistan hingga Irak dan Suriah, pasti akan muncul kelompok teroris baru dan peristiwa ini dapat terulang di Yaman yang saat ini dilanda perang.
Ketua parlemen Iran seraya menjelaskan bahwa Iran merupakan satu-satunya negara yang secara serius memerangi terorisme menambahkan, “Sejumlah negara mengatakan tengah berperang melawan terorisme, namun sejatinya mereka malah membantu fenomena buruk ini dan ada bukti yang menunjukkan bahwa sebagian negara melalui perantara telah menyalurkan bantuannya kepada teroris.”
Larijani juga menyinggung kesepakatan nuklir antara Republik Islam Iran dan Kelompok 5+1 dan menandaskan, “Kesepakatan Wina dapat diterima, tapi harus diingat bahwa pemerintah Amerika Serikat tidak pernah mengakhiri permusuhan dengan kami dan juga masih tetap memaksakan berbagai tuntutan yang tidak bukan saja tidak memiliki dasar logika, bahkan tidak juga memiliki landasan hukum serta teknis. Namun demikian Republik Islam Iran berhasil menggapai tujuannya.”
Ketika menjawab pertanyaan terkait kemungkinan hubungan Iran dan Amerika, Larijani menjelaskan, “Masalah ini berkaitan dengan AS. Seperti yang dijelaskan oleh pemimpin besar Iran bahwa kesepakatan nuklir dalam hal ini merupakan sebuah ujian.” (