Duta Besar Republik Islam Iran di PBB menyerukan pencabutan seluruh resolusi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dikeluarkan Dewan Gubernur terhadap Tehran. Gholamali Khoshroo dalam sidang Majelis Umum PBB yang membahas mengenai laporan tahunan IAEA hari Selasa (17/11), menyatakan bahwa Iran telah menjalankan seluruh kesepakatan dalam peta jalan organisasi nuklir internasional ini secara sukarela.
Duta Besar Republik Islam Iran di PBB, dalam statemennya menyinggung Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) yang berujung penyelesaian sebuah krisis yang tidak penting.Gholamali Khoshroo menyatakan, perubahan fundamental dalam kinerja Dewan Keamanan mengenai program nuklir Iran harus disertai perubahan serupa oleh Dewan Gubernur IAEA dengan mencabut seluruh resolusi mengenai Iran.
Khoshroo dalam pertemuan tersebut mengemukakan pandangan mendasar Iran mengenai aktivitas damai program nuklir Iran. Ditegaskannya, kebutuhan dunia terhadap energi, terutama energi listrik saat ini semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan energi yang lebih ramah lingkungan.
Duta Besar Republik Islam Iran di PBB menilai energi nuklir akan memainkan peran penting dalam kemajuan negara berkembang.Terkait hal ini, tanggung jawab utama IAEA sesuai anggaran dasarnya adalah membantu negara-negara anggota dalam penelitian, pengembangan dan pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai.
Sementara itu, Dirjen IAEA, Yukiya Amano dalam pertemuan tersebut menyampaikan laporan mengenai aktivitas organisasi nuklir internasional ini, dan menilai JCPOA sebagai bukti tercapainya kesepakatan diplomasi. Amano mengungkapkan kemajuan dan perubahan signifikan dalam hubungan dengan program nuklir Iran. Ditegaskannya, sesuai aturan yang ditetapkan hingga 15 Desember 2015, hasil investigasi mengenai tahapan penerapan JCPOA oleh Iran akan diserahkan kepada Dewan Gubernur IAEA.
Menurut Dirjen IAEA, pasca tercapainya kesepakatan nuklir anatar Iran dan kelompok 5+1, Dewan Keamanan PBB akan menguji dan mengawasi komitmen Tehran dalam koridor JCPOA kepada IAEA. Amano juga menyatakan pihaknya telah menyusun sebuah prakarsa praktis khusus mengenai transparansi program nuklir Iran. Seluruh tahapan tersebut secara penuh akan berakhir sesuai tenggat waktu, yaitu 15 Oktober mendatang.
Sementara itu, wakil Iran di IAEA mengatakan, pihak lawan ( kelompok 5+1) tahu bahwa syarat penerapan JCPOA adalah penutupan berkas nuklir Iran.