Polisi Indonesia menangkap seorang tersangka teroris beserta bukti sebuah bom rakitan.
Menurut laporan Tempo,co Detasemen Khusus Anti-teror 88 bersama Kepolisian Daerah Jawa Barat menggeledah satu rumah terduga teroris berinisial MS di Jalan Mengger Girang, Keluraham Pasirluyu, Kecamatan Regol, Ahad sore, 10 Januari 2016. Di dalam rumah itu, polisi menemukan sejumlah benda yang dicurigai sebagai alat perakit bom.
Ketua Rukun Warga 08 Abu Zahir yang menjadi saksi penggeledahan tersebut mengatakan, di dalam rumah MS seluas 2 X 6 meter tersebut, polisi membawa benda-benda yang dicurigai sebagai alat rakit bom, seperti: toples berukuran kecil berisi paku ukuran 5 sentimeter, 1 mug stainless steel, buku, telepon genggam, dan benda cair.
Saat menggeledah rumah MS, polisi melakukan komunikasi melalui telepon genggam dengan orang diduga mengetahui barang-barang yang akan diambil untuk dijadikan barang bukti. "Kayaknya polisi minta petunjuk penyimpanan barang dari yang bersangkutan melalui handphone," kata Abu kepada Tempo, Ahad, 10 Januari 2015.
Ahad tadi, tim Densus 88 bersama Polda Jabar menggeledah satu rumah terduga teroris di Bandung. Penggeledahan itu menyusul ditangkapnya tiga orang terduga teroris di Jakarta dan Kabupaten Bandung pada 8-9 Januari 2016.
Ketiga terduga teroris yang ditangkap tersebut berinisial MS, AA, dan AS. MS yang bekerja sehari-hari sebagai buruh pabrik di tempat produksi sepatu di Jakarta Utara ditangkap di wilayah Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara, pada 8 Januari 2016. Sementara AA dan AS ditangkap di Ciwidey, Kabupaten Bandung keesokan harinya.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Brigadir Jendral M. Taufik mengatakan, ketiga terduga teroris tersebut merupakan bagian dari kelompok teroris di Bekasi dan Solo. "Diduga kaitanya pelaku kelompok Solo, juga ada kaitannya dengan pelaku tindakan terorisme di Bekasi," ujar Taufik di Bandung, Ahad, 10 Januari 2016.
Namun, ia belum memastikan apakah ketiga terduga teroris tersebut berkaitan dengan aksi teror di seberang rumah dinas Wali Kota Bandung. "Kami masih melakukan pendalaman apakah ada kaitannya dengan kasus yang di Bandung," kata dia.