Deputi urusan Riset dan Teknologi, Kementerian Perminyakan Iran menilai tujuan sanksi sepihak Barat atas Iran adalah melumpuhkan industri minyak Tehran.
IRIB News (20/1) melaporkan, Mohammad Reza Moghaddam, Rabu (20/1) menghadiri seminar pelayanan eksplorasi Iran yang dihadiri oleh 250 direktur perusahaan dalam dan luar negeri dari 15 negara dunia di Tehran.
Dalam kesempatan itu, Moghaddam mengatakan, Iran sejak awal kemenangan Revolusi Islam, selalu berada dalam tekanan sanksi.
"Awalnya, target sanksi adalah industri minyak dan pihak yang menjatuhkan sanksi, dengan mencegah alih teknologi dan perlengkapan industri minyak, berusaha melumpuhkan Iran," ujarnya.
Moghaddam juga menjelaskan bahwa seluruh perusahaan pengebor minyak meninggalkan Iran sejak awal kemenangan Revolusi Islam.
Dengan adanya sanksi, katanya, kebutuhan pelayanan pengeboran semakin tinggi dan dalam kondisi disanksi, Iran berhasil memenuhi kebutuhan pengeboran minyaknya. Mulai dari nol sampai bisa memproduksi perlengkapan industri minyak.
Deputi Riset dan Teknologi, Kementerian Perminyakan Iran menerangkan, Iran pada kondisi disanksi dan dilarang masuknya teknologi, berhasil mengaktifkan banyak proyek. Sejumlah banyak proyek mengalami kemajuan justru di era sanksi.
"Di masa sanksi, selain pasokan energi untuk kebutuhan dalam negeri terus terpenuhi, ekspor migas bahkan tidak pernah berhenti," pungkasnya.