Menlu AS Hillary Clinton mengatakan, Washington tidak menetapkan batas waktu untuk resolusi sengketa diplomatik Barat terkait program energi nuklir Iran.
Dalam sebuah wawancara dengan radio Bloomberg pada hari Senin (10/9), Clinton menyatakan pemerintah AS masih menganggap solusi diplomatik sebagai pendekatan terbaik, tetapi mengulangi retorika tekanan terhadap Republik Islam.
Pada awal 2012, AS dan Uni Eropa menyetujui sanksi baru terhadap sektor minyak dan finansial Iran. Embargo ilegal itu bertujuan untuk mencegah negara-negara lain membeli minyak atau bertransaksi dengan Bank Sentral Iran.
"Kami yakin bahwa kami memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada sanksi tersebut," kata Clinton dalam wawancara.
Dalam menanggapi pertanyaan tentang apakah pemerintahan Obama akan menetapkan garis merah seperti yang diminta oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Clinton menegaskan, "Kami tidak menetapkan tenggat waktu."
Pada tanggal 2 September, Netanyahu menyeru masyarakat internasional untuk menetapkan "garis merah yang jelas" bagi Iran guna menghentikan program energi nuklirnya. (IRIB Indonesia/RM)