Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, rakyat Iran, dengan paritispasi luasnya dalam pemilu terbaru, membuktikan kepercayaannya pada pemerintahan Islam secara nyata.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Kamis (10/3) dalam pertemuan terakhir dengan Ketua dan para anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Iran (khobregan) periode ke-4, mengapresiasi partisipasi luas rakyat dalam pemilu 26 Februari lalu.
Rahbar menuturkan, rakyat Iran dalam pemilu Majelis Syura Islam (parlemen) dan Dewan Ahli Kepemimpinan (khobregan) membuktikan bahwa partisipasi 62 persen mereka dibandingkan dengan negara-negara pengklaim demokrasi, berada di level yang tinggi.
Ia menjelaskan bahwa rakyat Iran dengan partisipasinya dalam pemilu telah melaksanakan kewajiban mereka.
"Sekarang giliran para pejabat yang harus melaksanakan tanggung jawabnya," ujar Rahbar.
Ayatullah Khamenei menyebut kewajiban Dewan Ahli Kepemimpinan adalah hidup revolusioner, berpikir revolusioner dan bertindak revolusioner.
Ia menambahkan, diperhatikannya tiga karakteristik ini dalam proses memilih pemimpin negara mendatang merupakan tanggung jawab mendasar Dewan Ahli Kepemimpinan.
Ke depan, katanya, dalam memilih pemimpin negara, kepentingan pribadi dan golongan harus dikesampingkan.
Rahbar juga menyinggung soal kewajiban pejabat pemerintah dan mengatakan, dalam kondisi sekarang ini, tiga kewajiban dan prioritas utama seperti ekonomi perlawanan, berlanjuntya gerakan ilmu pengetahuan dan menjaga budaya negara, bangsa dan pemuda, harus menjadi perhatian pemerintah.
Menurut Ayatullah Khamenei, masalah infiltrasi di Iran sangat serius dan penting.
"Satu-satunya jalan kemajuan yang hakiki adalah penguatan struktur internal negara di bidang ekonomi, budaya dan politik, menjaga karakteristik revolusi, gerakan jihad, menjaga kemuliaan dan identitas keislaman dan nasional," paparnya.
Rahbar menegaskan, Iran, siap berinteraksi dengan seluruh dunia kecuali Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.
Ia menilai perang-perang di kawasan saat ini, sepenuhnya politis.
"Musuh Islam berusaha merubah konflik-konflik ini menjadi konflik mazhab, sehingga tidak bisa diselesaikan dengan mudah, dan kita tidak boleh membantu tercapainya tujuan berbahaya ini," pungkas Rahbar.