Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme sedang melakukan penelusuran terkait bantuan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwah Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bachtiar Nasir. Berdasarkan informasi di jejaring media sosial, Ustaz Bachtiar Nasir diduga menyalurkan bantuan kepada kelompok teror di Aleppo, Suriah.
"Itu sedang diselidiki oleh Densus dan BNPT yang melakukan penyidikan kalau sudah ada hasil kita sampaikan," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Desember 2016.
Sebelumnya tersiar kabar di jejaring media sosial bahwa berbagai bantuan makanan dan minuman dari Indonesia Humanitarian Relief (IHR), lembaga yang dipimpin Bachtiar Nasir, ditemukan dalam gudang logistik di Aleppo itu.
Informasi ini bermula dari video yang diunggah stasiun televisi Euronews di Youtube. Video tersebut menggambarkan penemuan gudang logistik milik kelompok Jaysh Al-Islam, kelompok teroris yang memberontak terhadap pemerintahan Bassar Al-Assad. Kelompok itu kerap disebut sebagai "anak cabang ISIS".
Di gudang logistik yang merupakan gedung sekolahan itu, para warga sipil menemukan makanan dan minuman berlabel Indonesian Humanitarian Relief (IHR). Lembaga itu diketahui dipimpin oleh Bachtiar Nasir.
Mengkonfirmasi isu tersebut, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) membantah telah memberikan bantuan kepada pihak bertikai di Suriah. Namun, ada beberapa ormas yang memberikan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban perang di negara tersebut.
"Itu tidak ada. Tidak ada sedikit pun dana dari GNPF ke Suriah. Yang ada adalah beberapa ormas yang menggalang dana untuk membantu korban, sekali lagi, yang dibantu adalah korban perang di Suriah," ujar Wakil Ketua GNPF MUI Zaitun Rasmin, kepada wartawan di Medan, Rabu sore, 28 Desember 2016.
Penggalangan dana dari sejumlah ormas itu, diperuntukkan bagi korban saja, tanpa membedakan status dan agama. Seluruh korban perang saudara itu, dibantu ormas-ormas tersebut.
"Kita tidak melihat siapa pun, latar belakang apapun, yang jelas korban. Bahkan kalau dia nonmuslim pun kita bantu, karena bantuan ini untuk korban perang," tuturnya.
Dia menyayangkan sikap-sikap oknum-oknum tidak bertanggung jawab di Indonesia, yang sengaja menyudutkan GNPF dengan informasi yang tidak benar.
"Itu disebarkan medsos abal-abal itu," sebut Zaitun.