Presiden Bashar al-Assad mengatakan, Suriah sama sekali tidak punya masalah dengan rakyat Turki dan masalah Damaskus hanya dengan pemerintah Ankara.
Assad kepada harian Turki, Aydinlik pada hari Kamis (11/10), menuturkan Suriah sama sekali tidak bermusuhan dengan Turki dan senantiasa memandang negara itu sebagai sahabat. Ditegaskannya, sikap pemerintah Ankara telah mendorong meluasnya konflik.
Hubungan bilateral antara Ankara dan Damaskus semakin memanas setelah peristiwa penembakan beberapa mortir dari Suriah ke sebuah kota perbatasan di Turki. Parlemen Turki juga memperpanjang wewenang pemerintah untuk melakukan operasi militer lintas perbatasan jika dianggap perlu.
Menanggapi keputusan Ankara itu, Assad menandaskan, Turki sama sekali tidak punya alasan untuk menyerang Suriah dan seluruh kesalahpahaman dapat diselesaikan melalui dialog.
"Sejak awal perang kami telah mengatakan bahwa akan ada manuver-manuver yang saat ini kita menyaksikan itu," jelas Assad. Menurutnya, Damaskus bukan penanggung jawab atas ketiadaan dialog dengan Ankara, tapi Suriah akan merampungkan penyelidikan terhadap insiden penembakan mortir 4 Oktober lalu.
Pada kesempatan itu, Assad mengusulkan sebuah investigasi bersama untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. "Pemerintah Suriah dan Turki harus bersama-sama menyelidiki insiden tersebut dan menemukan kebenaran melalui bantuan para pakar," tutupnya. (IRIB Indonesia/RM/NA)