Dimensi Pidato Sayid Hasan Nasrullah di Peringatan Kemenangan Muqawama

Rate this item
(0 votes)
Dimensi Pidato Sayid Hasan Nasrullah di Peringatan Kemenangan Muqawama

 

Sekjen Gerakan Perlawanan Islam Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah Sabtu (25/05) bertepatan dengan peringatan ke-19 kemenangan muqawama melawan Israel dan pembebasan penuh Lebanon dari pendudukan rezim ilegal ini menyampaikan pidato. Pidato ini memiliki beragam dimensi yang patut diperhatikan.

Pertama, penekanan atas urgensitas penyelenggaraan peringatan hari Quds sedunia yang akan digelar Jumat depan. Sayid Hasan Nasrullah menyebut transformasi terkait kesepakatan abad, pengobaran tensi AS di kawasan dan eskalasi kejahatan Israel sebagai faktor utama pentingnya peringatan hari Quds sedunia.

Sayid Hasan Nasrullah
Dimensi kedua dari pidato Sayid Hasan Nasrullah berkaitan dengan penentangannya atas rencana Amerika kesepakatan abad. Berbagai laporan menunjukkan bahwa Presiden AS Donald Trump berencana meresmikan kesepakatan abad bulan depan (Juni). 

Terkait hal ini, selama beberapa hari terakhir isu penyelenggaraan konferensi ekonomi Manama untuk menarik investasi asing di Palestina pada akhir bulan Juni mulai digulirkan. Sayid Hasan Nasrullah menyebut tujuan dari kesepakatan abad adalah untuk menghapus isu Palestina dan menekankan bahwa semua pihak bertanggung jawab untuk melawan rencana ini. 

Dalam hal ini, Sayid Hasan Nasrullah menilai kesatuan sikap seluruh faksi Palestina memboikot konferensi Bahrain adalah sebuah sikap sejati dan mengatakan, "Langkah awal untuk menjalankan rencana kesepakatan abad dijadwalkan akan dimulai di negara ini (Bahrain)." Sikap Sayid Hasan Nasrullah ini sama halnya dengan pemaparan peran sejumlah negara Arab dalam mengiringi rencana kesepakatan abad. 

Adapun dimensi ketiga dari pidato sekjen Hizbullah adalah penjelasan prestasi kemenangan muqawama tahun 2000 yang dinilai beliau sebagai kemunculan konstelasi kekuatan di Lebanon dan ini merupakan hasil penting dari kemenangan tersebut. Ia mengatakan, melalui kemenangan ini menjadi jelas bahwa ada kekuatan di Lebanon yang mampu mengusir Israel dari wilayah negara ini dan rezim penjajah ini keluar dengan tangan kosong. Saat ini menurut Sayid Hasan Nasrullah Lebanon tidak lagi dilihat sebagai negara lemah dalam konfrontasi Arab-Israel. Israel sendiri kini menyebut kekuatan sejati di Lebanon sebagai ancaman strategis atau utama. 

Sayid Hasan Nasrullah meyakini bahwa pasca kemenangan tahun 2000, kekuatan defensif dan kemampuan membalas Hizbullah atas kejahatan Israel mengalami peningkatan pesat. Sejatinya Sayid Hasan Nasrullah menilai dampak utama kemenangan tahun 2000 adalah meningkatnya kemampuan Hizbullah di struktur kekuatan Lebanon dan sistem politik Asia Barat.

Sementara dimensi keempat adalah politisasi isu pemulangan pengungsi Suriah dari Lebanon oleh poros Barat-Arab. Sayid Hasan Nasrullah seraya menekankan urgensitas pemulangan pengungsi Suriah ke negaranya dan kemudahan bagi proses ini oleh pemerintah Suriah, menyebut pandangan Barat dan sejumlah negara Arab terhadap pilpres mendatang Suriah sebagai kendala bagi terealisasinya pemulangan pengungsi Suriah.

Sayid Hasan Nasrullah terkait hal ini mengatakan, periode kepemimpinan Bashar al-Asad akan selesai tahun 2020 atau 2021 dan Amerika serta negara-negara Barat dan Arab bersikeras pemulangan pengungsi Suriah tidak boleh dilakukan sebelum pemilu. Alasan ini tidak ada kaitannya dengan isu kemanusiaan atau keamanan.

Agenda terakhir dari pidato sekjen Hizbullah adalah isu melawan praktek korupsi, isu finansial serta bujet negara. Terkait hal ini Sayid Hasan Nasrullah menekankan bahwa pemberantasan korupsi lebih sulit dari perang pembebasan Lebanon selatan.

Seraya menekankan pentingnya membentuk muqawama nasional dalam melawan praktek korupsi, Sayid Hasan Nasrullah menambahkan, "Bentrokan bersenjata dapat diserahkan kepada satu atau dua kelompok, namun dalam pemberantasan korupsi kita membutuhkan resistensi nasional dan kami bagian utama dari perjuangan ini."

Read 689 times