Juru bicara Badan Energi Atom Iran, AEOI menyinggung dimulainya langkah kedua penurunan komitmen kesepakatan nuklir JCPOA dan menuturkan, Iran sudah memulai proses pengayaan uranium di atas 3,67 persen.
Behrouz Kamalvandi, Minggu (7/7/2019) di hadapan wartawan mengumumkan, batas waktu 60 hari yang diberikan Iran kepada Eropa untuk menjalankan komitmen JCPOA sudah berakhir, dan Iran sekarang memasuki langkah kedua peningkatan cadangan uranium terkayakan, dan inspektur IAEA besok, Senin (8/7) bisa mengkonfirmasi bahwa Iran sudah melewati batas 3,67 persen pengayaan uraniumnya.
Menurut Kamalvandi, langkah kedua program JCPOA Iran didasarkan pada kebutuhan negara.
"Langkah kedua Iran dalam jangka menengah diambil untuk memenuhi kebutuhan reaktor nuklir dan reaktor riset, sementara untuk jangka panjang, memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi dari itu, dan masing-masing memiliki prosentase yang berbeda-beda," paparnya.
Terkait reaktor air berat Arak, Kamalvandi menerangkan, proses penuangan semen ke atas pipa-pipa tanki utama reaktor air berat Arak dengan maksud untuk menghidupkannya kembali, sudah dilakukan, oleh karena itu Iran punya sampel pipa-pia itu dan jika diperlukan, reaktor air berat Arak akan dioperasikan kembali.
Soal permintaan Amerika untuk menggelar sidang Dewan Gubernur IAEA, Kamalvandi mengatakan, tugas Dewan Gubernur adalah menangani masalah-masalah perlindungan, maka dari itu keputusan Iran melewati batas 3,67 persen pengayaan uranium, tidak punya batasan dari sisi perlindungan dan protokol, ini terkait dengan JCPOA.