Penembakkan drone AS global hawk Kamis (20/6) oleh angkatan bersenjata Iran hingga kini masih menjadi perhatian para pengamat internasional.
Pemerhati militer Indonesia, Dr. Zulfebriges menilai langkah berani Iran menembak pesawat nirawak AS ini sebagai ajang publikasi bagi Iran untuk menunjukkan teknologi militernya.
"Berita ini jadi publikasi 'gratis' untuk Iran mengenai kemajuan teknologi militernya. Isu ini jadi pembicaraan di mana-mana," ujar akademisi Indonesia ini.
"Kondisinya agak sedikit berbeda dengan langkah serupa sebelumnya tentang keberhasilan Iran menurunkan drone AS, RQ 170 sentinel. Ketika itu muncul komentar miring yang menyebut Iran menggunakan teknologi dari Rusia," tegasnya.
Tapi, tutur Zulfebriges, penembakan global hawk oleh sistem pertahanan anti-udara 15 Khordad kali ini sekaligus menunjukkan kemampuan Iran yang sebelumnya diragukan oleh sebagian pihak.
Di bagian lain statemennya, pemerhati isu Timur Tengah ini melihat ada dua versi yang muncul tentang berita penembakkan drone global hawk. Ada yang menulis RQ-4 dan satunya yang lebih cangggih lagi MQ-4C triton.
Menurutnya, kedua jenis drone ini memiliki kemampuan terbang sangat tinggi dan sulit dijangkau rudal dan menggunakan material yang menyebabkan tidak bisa dilacak radar.
"Tapi secara mengejutkan Iran berhasil mendeteksi pesawat tanpa awak tersebut dan menembaknya jatuh," papar Zulfebriges.