Mantan perdana menteri rezim Zionis Israel memprotes keras kebijakan PM Israel, Benjamin Netanyahu dan mengatakan, kebijakan Netanyahu terkait Iran menyebabkan Tel Aviv kalah strategi dari Tehran.
Fars News (15/10/2019) melaporkan, Ehud Olmert dalam wawancaranya hari ini, Selasa (15/10) memprotes keras kebijakan Netanyahu dan menuturkan, PM Israel karena terlalu berlebihan memusatkan perhatian pada program nuklir Iran, ia abai atas aktivitas regional Iran termasuk kehadiran Tehran di Suriah.
Kepada surat kabar Jerusalem Post, Olmert menuturkan, kekalahan terbesar Israel di bidang keamanan dan pertahanan adalah kekalahan terbesar dalam 50 tahun terakhir sejak perang Yom Kippur, dan itu adalah membiarkan Iran masuk ke Suriah.
Ia menambahkan, ketika Netanyahu bersikeras masuk ke wilayah Iran untuk menghadapi program nuklirnya, Tehran sudah memulai infiltrasi di Suriah dan mendukung pemerintah negara itu.
Menurut Olmert, pada akhirnya setelah sekian lama saat orang Iran sudah di Suriah, kita (Israel) baru memulai serangan udara. Selain itu kita selalu mengeluarkan statemen provokatif dan mengancam untuk menghancurkan Iran.
Mantan perdana menteri Israel itu menjelaskan, seharusnya sebelum Iran masuk ke Suriah, Israel menyerang mereka, karena kegagalan mencegah penempatan pasukan Iran di Suriah adalah sebuah kekalahan strategis bagi Tel Aviv, dan yang bertanggung jawab atas semua ini adalah Netanyahu.