Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam acara peringatan hari kelahiran Sayidah Fatimah Zahra Sabtu (15/2/2020) menyampaikan berbagai masalah penting, salah satunya mengenai ketegaran bangsa Iran menghadapi AS.
Ayatullah Khamenei dalam pertemuan ini menyoroti tugas paling penting dari komunitas pelantun syair Islami adalah untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai agama di tengah masyarakat, terutama di kalangan kaum muda. Rahbar mengatakan, "Salah satu kebutuhan dasar negara saat ini adalah melengkapi pemuda dengan senjata perang lunak, termasuk di dalamnya memperkokoh kekuatan mental, intelektual dan spiritual kaum muda dan pemahaman yang tepat tentang ajaran Fatimiyah dan Ahlu Bait,".
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran juga menyinggung plot dan propaganda media Barat untuk membujuk orang-orang Iran supaya bertekuk lutut di hadapan AS.
"Bangsa Iran hingga kini tetap tegar berkat karunia ilahi, dan akan terus berdiri tegar. Tetapi, semua ini membutuhkan suntikan kekuatan spiritual yang berkelanjutan di tengah masyarakat," ujar Rahbar.
Permusuhan terus-menerus terhadap Republik Islam Iran dari awal revolusi hingga saat ini yang dilancarkan kekuatan arogan global semacam AS menunjukkan bahwa kegigihan bangsa Iran dalam memperjuangkan cita-cita luhurnya dan tidak takut terhadap ancaman dan tekanan musuh yang datang bertubi-tubi.
Hingga kini, bangsa Iran tetap berdiri tegar dan meraih kemenangan besar dalam menghadapi musuh. Pengalaman bertahun-tahun menunjukkan bahwa keyakinan agama selalu menjadi faktor penting dalam menjaga dan menumbuhkan kepercayaan diri orang-orang Iran dalam menghadapi kesulitan yang merintanginya.
Dalam hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menunjukkan kehadiran bangsa Iran dalam pawai 22 Bahman memperingati kemenangan Revolusi Islam Iran ke-41, serta prosesi duka dan pemakaman Letnan Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds Korp Garda Revolusi Islam Iran, dengan menegaskan, "Ketegaran bangsa Iran menghadapi tekanan raksasa liar Amerika, telah mengejutkan pengamat internasional,".
Sejatinya, motif rakyat Iran untuk menghadapi sistem dominasi global didasarkan pada ide-ide revolusioner dan ajaran agama. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Rahbar, rakyat Iran senantiasa hadir dengan penuh semangat dan gigih di semua lini.
Bangsa Iran, selama lebih dari empat dekade perjalanan Republik Islam telah menunjukkan visi revolusioner ketegaran dan kegigihannya dalam perjuangan melawan sistem dominasi global. Oleh karena itu, selama spirit dan nilai-nilai terus digenggam kuat, maka tidak ada kekuatan yang dapat membahayakan bangsa Iran.
Selama empat puluh satu tahun terakhir, Amerika Serikat terus-menerus melancarkan aksi permusuhan terhadap Revolusi Islam demi menggulingkan pemerintahan Republik Islam, tapi senantiasa membentur dinding AS tidak pernah bisa menghentikan gerakan revolusioner dan arus besar kebangkitan Islam.
Meskipun menghadapi badai konspirasi yang datang bertubi-tubi, tapi arah perkembangan di kawasan justru berada di orbit front perlawanan, dan langkah besar ini telah menyebabkan perubahan strategis dalam perimbangan kekuatan regional. Efek dari perubahan ini dapat dilihat hari ini dalam kekalahan berturut-turut AS dan rezim Zionis Israel menghadapi Front Perlawanan Islam di kawasan. Hal ini, sebagaimana ditegaskan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, "Berdasarkan sunah ilahi, tidak ada keraguan tentang kekalahan musuh,