Masjid pertama di Slovenia telah diresmikan setelah masalah keuangan dan penentangan sayap kanan teratasi, yaitu 50 tahun setelah permintaan awal untuk membangun masjid dibuat.
Seperti dikutip Arab News, 4 Februari 2020, Ketua komunitas Islam setempat mengatakan bahwa masjid ini dibuat sebagai titik balik kehidupan komunitas Islam di sana.
Dikatakan bahwa Slovenia adalah bekas negara Yugoslavia terakhir yang mendirikan masjid, di mana ini menjadikan Ljubljana sebagai ibu kota daripada kota provinsi di ujung dunia.
Umat Islam di negara Alpen yang mayoritas beragama Katolik itu pertama kali mengajukan permintaan untuk membangun masjid pada akhir 1960 -an, sementara Slovenia saat itu masih menjadi bagian dari negara bekas komunis Yugoslavia.
Penduduk Muslim menerima izin pembangunan masjid 15 tahun yang lalu, tetapi mendapat penolakan dari politisi dan kelompok sayap kanan serta masalah keuangan.
Konstruksi masjid yang dimulai pada 2013, menelan biaya sekitar 34 juta Euro di mana 28 juta Euro adalah sumbangan dari Qatar.
Masjid tersebut terletak di kawasan semi-industri Ljubljana dan mampu menampung hingga 1.400 orang, sehingga daerah ini menjadi inti dari Pusat Kebudayaan Islam.
Masjid pertama Slovenia ini memiliki enam lantai yang terdiri dari kantor-kantor komunitas. Dibuat pula pusat pendidikan, yang mencakup perpustakaan, sebuah restoran, lapangan basket, perumahan bagi ulama Muslim, dan menara setinggi 40 meter.
Semua bangunan terbuat dari beton putih yang dipadukan dengan baja, kaca, dan kayu. Sebuah kubah besar dari tekstil biru mendominasi bagian dalam masjid, merujuk ke surga dan mengingatkan pada masjid-masjid terkenal seperti Masjid Biru Istanbul. (