Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon hari Jumat, 13 Maret, malam dalam pidatonya menjelaskan, dalam perang melawan virus Corona, pembohong terbesar di dunia adalah Donald Trump dan timnya.
Menurut laporan FNA, Sayid Hassan Nasrallah menunjuk sikap pemerintah AS merahasiakan jumlah orang terinfeksi dan korban virus Corona, mengatakan bahwa Trump dan timnya berusaha untuk menunjukkan virus Corona tidak terlalu berbahaya dan begitu juga dengan konsekuensinya di Amerika Serikat.
Sekjen Hizbullah Lebanon juga mengutip pernyataan para pejabat AS bahwa Washington siap membantu Iran menangani virus Corona, dengan mengatakan bahwa Iran tidak memerlukan bantuan AS untuk memerangi virus Corona.
"Satu-satunya yang harus dilakukan AS adalah mencabut sanksi kejamnya terhadap Iran," ungkap Nasrullah.
Selanjutnya Sayid Hassan Nasrullah meminta semua orang untuk menggunakan pengalaman negara-negara yang berurusan dengan virus Corona, termasuk Iran dan Cina. Menurutnya, "Kewajiban agama setiap orang untuk melindungi jiwanya dan keluarganya dan setiap orang yang tidak patuh dengan kewajiban ini, berarti ia telah melakukan sebuah dosa besar."
Sekjen Hizbullah Lebanon juga merujuk pada serangan udara AS pada Jumat pagi, 13 Maret, menekankan bahwa kejahatan Amerika di Irak tidak akan dibiarkan tanpa balasan.
Sebelumnya pada hari Jumat, jet-jet tempur AS membom pangkalan al-Hashd al-Shaabi Irak dan militer negara ini di empat provinsi Salah al-Din, Babil, Basra dan Karbala.
Serangan itu menewaskan tiga pasukan keamanan Irak dan melukai 7 lainnya.
Para pejabat, tokoh dan kelompok Irak mengutuk serangan Jumat dan memperingatkan konsekuensi dari langkah AS.
Presiden Irak Barham Saleh menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran kedaulatan negaranya, dan Kementerian Luar Negeri Irak memanggil duta besar Inggris dan AS ke Baghdad.