Juru bicara Dewan Garda Konstitusi Iran mengatakan, saat Hizbullah Lebanon disebut teroris di Jerman, para pejuangnya terus membendung gelombang masuknya anasir-anasir teroris Daesh ke Eropa.
Fars News (2/5/2020) melaporkan, Abbas Kadkhodaei dalam wawancara dengan situs berita Al Ahed, Lebanon menuturkan, keputusan memasukkan Hizbullah ke daftar organisasi teroris oleh pemerintah Jerman, bertolak belakang dengan aturan internasional, dan hak menentukan nasib sendiri.
Kadkhodaei menambahkan, rakyat Lebanon dan perlawanan rakyat semacam Hizbullah membela haknya dari kejahatan Zionis, dan terorisme terorganisir, serta melindungi tanah airnya sendiri. Oleh karena itu, keberadaan pasukan Hizbullah, legal berdasarkan aturan internasional.
"Pemerintah Jerman yang mengaku membela HAM lebih baik bersama Hizbullah daripada Israel, karena Hizbullah membela tanah airnya sendiri. Keputusan terbaru Jerman membuktikan kepalsuan klaim pembela HAM, dan menjadikan langkah ini sebagai dalih untuk menghancurkan hak rakyat Palestina di manapun mereka berada," imbuhnya.
Menurut Kadkhodaei, peran Hizbullah dalam perang melawan terorisme dan penumpasan Daesh sangat besar, dan darah para pejuang Hizbullah mencegah masuknya anasir-anasir teroris Daesh ke Eropa, serta membantu mewujudkan keamanan dan stabilitas di dunia. (