Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Republik Islam Iran, Ali Shamkhani menilai langkah pemerintah Jerman yang menempatkan Hizbullah Lebanon sebagai organisasi teroris merupakan kejutan baru negara ini untuk menutupi rekam jejak kelamnya selaku pendukung utama terorisme di masa lalu.
Ali Shamkhani di akun Twitternya hari Jumat (1/5/2020) mengecam tindakan konfrontatif Jerman terhadap Hizbullah Lebanon, dan mengingatkan jejak kelam negara ini yang pernah menjadi pemasok senjata kimia pemusnah massal terhadap rezim Saddam Hossein Irak.
"Penjual senjata kimia terhadap Saddam, kini mengklaim dirinya sebagai pembela HAM dan menyebut Hizbullah sebagai teroris, karena mengikuti dikte temannya, sang pembantai anak [AS]," tulis Shamkhani mengungkap borok masa lalu Jerman.
Pada 1982, rezim Baath Irak menandatangani kontrak dengan perusahaan Jerman pemasok peralatan dan bahan kimia, yang kemudian digunakan Saddam untuk melancarkan serangan senjata kimia di Sardasht Iran, dan Halabja, Irak.
Pemboman senjata kimia di Sardasht terjadi pada 24 Juni 1988 yang menyebabkan lebih dari seratus warga sipil tewas, dan 8.000 orang mengalami gangguan fisik dan mental fatal akibat racun senjata kimia.
Selanjutnya, tanggal 16 Maret 1988, Saddam menginstruksikan puluhan unit jet tempur untuk membombardir kota Halabja dengan senjata kimia yang menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Shamkhani juga menyinggung posisi penting Hizbullah Lebanon dalam penumpasan terorisme di Irak dan Suriah, sehingga kelompok teroris Daesh tidak berhasil menembus Eropa.
Pemerintah Jerman mengikuti kebijakan Gedung Putih yang gagal dan tidak efektif terhadap Hizbullah dengan mengumumkan larangan kegiatannya di negara Eropa ini.
AFP melaporkan, pemerintah Jerman hari Kamis (30/4/2020) mendeklarasikan Hizbullah sebagai organisasi teroris demi mengikuti dikte Amerika Serikat dan Israel.
Sebelumnya, hanya kegiatan cabang militer Hizbullah Lebanon yang dilarang oleh negara-negara anggota Uni Eropa, tetapi kegiatan cabang sosial dan politik gerakan tersebut, termasuk mengorganisir demonstrasi atau aksi anti-Israel belum dilarang di Jerman.
Polisi Jerman telah mengumumkan penutupan beberapa lembaga dan masjid yang berafiliasi dengan Hizbullah Lebanon di negara itu.
Hizbullah selama ini melawan rezim Zionis dan menjadi aktor politik utama dan berpengaruh di Lebanon.