Mohanad Aleqabi, Kepala Dewan Informasi kelompok Al-Hashd al-Shaabi mengatakan bahwa tujuan serangan ISIS pada Jumat malam lalu (1/5) adalah merebut seluruh provinsi Salah al-Din di Baghdad utara sehingga memungkinkan kelompok teroris itu kembali ke kota-kota Irak, namun usahanya tersebut gagal.
Dalam sebuah tweet di halaman pribadinya pada hari Sabtu, ia menegaskan jika kelompok teroris ISIS berhasil dalam rencananya, ISIS akan merebut kembali sejumlah kota di Irak.
Ia juga menegaskan bahwa pasukan al-Hashd al-Shaabi telah menggagalkan serangan besar-besaran gerombolan teroris itu.
Aleqabi mengatakan jumlah terakhir korban serangan itu adalah 11 gugur dan 20 lainnya luka-luka, ia menambahkan bahwa sebagian besar yang gugur dan terluka adalah anggota al-Hashd al-Shaabi.
Kelompok teroris ISIS melancarkan serangan mendadak terhadap pasukan al-Hashd al-Shaabi di daerah Makishifah dan Balad di Samarra utara dan selatan pada Jumat malam (1/5) yang berujung balasan dan tanggapan cepat.
Menurut sumber keamanan Irak, operasi keamanan skala besar telah diluncurkan untuk melacak dan menekan elemen-elemen teroris ISIS di wilayah tersebut.
Komando Militer Gabungan Irak menekankan bahwa selama operasi pencarian dan penyelamatan, ia memperoleh informasi keamanan penting tentang sisa-sisa ISIS di wilayah tersebut.
Wilayah tenggara provinsi Salah al-Din adalah salah satu tempat persembunyian ISIS karena kondisi wilayahnya yang tidak rata, luas dan berbukit serta belum adanya keamanan.
Dalam beberapa minggu terakhir, serangan oleh kelompok teroris ISIS telah meningkat di berbagai daerah, terutama di daerah perbukitan antara provinsi Kirkuk, Salah al-Din dan Diyala, yang dikenal sebagai “segitiga kematian”.
Peningkatan serangan ini telah mendorong pasukan al-Hashd al-Shaabi dan tentara Irak, yang dibantu oleh jet tempur, memulai operasi untuk menargetkan tempat-tempat persembunyian ISIS di provinsi timur dan utara negara itu.
Kegiatan rahasia kelompok teroris ISIS di Irak telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena masalah politik yang disebabkan oleh pembentukan pemerintah baru, serta krisis Corona di negara itu.