Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sayid Hassan Nasrullah mengkritik posisi AS bersama Israel, dan membela sikap Republik Islam Iran dalam masalah krisis Suriah.
Krisis Suriah meletus pada Maret 2011 dan saat ini memasuki 10 tahun. Hingga kini sebagian kecil wilayah Suriah masih diduduki oleh kelompok-kelompok teroris yang didukung oleh pasukan asing. Selama ini, Amerika Serikat dan rezim Zionis menjadi dua aktor utama yang berupaya menjatuhkan pemerintahan yang sah di Suriah. Washington dan Tel Aviv mengerahkan segala cara untuk menggulingkan pemerintahan Bashar Assad selama sembilan tahun terakhir, tetapi upayanya kandas, terutama karena dukungan Republik Islam Iran dan Hizbullah Lebanon, selain dukungan Rusia terhadap Damaskus.
Selama dua tahun terakhir, Amerika Serikat dan rezim Zionis berupaya melemahkan pemerintah Suriah dengan memprovokasi terbentuknya pemerintahan sektarian di wilayah utara negara itu, menjarah sumber daya minyaknya dan mempertahankan pengaruh ilegalnya di sana. Washington dan Tel Aviv berusaha melancarkan serangan terhadap Suriah dengan dalih melemahkan pengaruh kehadiran Iran dengan tujuan memancing opini publik di Suriah terhadap Tehran.
Republik Islam Iran sejak awal menyatakan kehadirannya di Suriah atas permintaan pemerintah Damaskus dalam memerangi terorisme. Presiden Suriah Bashar al-Assad menekankan. "Sejak awal, kami meminta Iran dan Rusia untuk datang ke Suriah, karena kami membutuhkan bantuan negara-negara ini, dan Iran menanggapi permintaan kami dengan positif."
Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah mengkritik sikap AS dan Israel di Suriah dan membela pendekatan Republik Islam Iran. Menurut Nasrullah, Amerika Serikat dan Israel di satu sisi sedang berusaha untuk mendominasi Suriah, dan di sisi lain, rezim Zionis menyerang negara ini dengan dalih menghalau kehadiran Iran di Suriah, dengan memasuki "perang khayalan" terhadap Tehran, yang akan menjadi petualangan tak terukur bagi Tel Aviv.
Petualangan Israel dan intervensi Amerika Serikat datang pada saat Republik Islam Iran dan poros perlawanan menekankan keutuhan teritorial, kemerdekaan, dan identitas Suriah. Sayid Nasrullah juga menyatakan bahwa tujuan Iran demi menjaga identitas Suriah dan melindungi kemerdekaannya supaya tidak jatuh ke tangan Amerika Serikat dan rezim Israel.
Poin lain yang disinggung Nasrullah mengenai tidak adanya perbedaan serius antara posisi Rusia dan Iran di Suriah, karena kedua negara tidak bersaing untuk menginfiltrasi Suriah. Dia juga membantah keras bahwa Iran bersaing dengan negara lain untuk mendapatkan pengaruhnya di Suriah.
Sekjen Hizbullah Lebanon memandang Amerika Serikat dan Israel marah menyikapi peran front perlawanan yang dipimpin Republik Islam Iran di Suriah yang berhasil menangkal konspirasi arogan mereka. Oleh karena itu, dengan dalih kehadiran Iran, mereka melancarkan serangan terhadap Suriah demi menekan Damaskus dan Tehran supaya mengurangi kerja sama militer dan keamanannya. Tapi target tersebut tidak akan tercapai, sebagaimana kegagalan kudeta terhadap pemerintahan yang sah di Suriah.