Menjelang dimulainya pencaplokan Tepi Barat, militer rezim Zionis Israel mulai memasang penghalang berbahan semen di jalanan yang menghubungkan desa-desa Tepi Barat ke Lembah Yordania. Dilansir dari Wafa, saksi lokal mengatakan bahwa militer Israel mulai mempersiapkan garis-garis untuk memisahkan daerah yang termasuk bagian dari rencana aneksasi Israel pada awal Juli 2020 mendatang.
Penghalang-penghalang tersebut dipasang di beberapa desa seperti Al-Mughayyer, Kufr Malik dan Duma. Selanjutnya, mereka juga akan memasang gerbang besi untuk membatasi akses Tepi Barat-Lembah Yordania.
Baca juga: Tinggal atau Pergi, Dilema Warga Palestina Menyusul Aneksasi Lembah Yordania
Menurut PBB, sekitar 60.000 warga Palestina tinggal di Lembah Yordania. Langkah-langkah serta kebijakan yang diambil oleh rezim pendudukan Israel menjelang aneksasi ini memiliki dampak yang besar dalam keseluruhan aspek kehidupan sehari-hari mereka.
Saat ini mereka hidup di bawah kontrol Unit COGAT (Koordinator Aktivitas Pemerintahan di Wilayah Pendudukan) militer Israel. COGAT bertugas memantau proses-proses sipil seperti izin bangunan, pembuatan jalan, agrikultur dan perairan di wilayah C. COGAT telah menutup akses menuju pedesaan Palestina, lahan cocok tanam dan sumber-sumber air. Lahan cocok tanam warga Palestina bahkan acapkali ditutup dan ditandai sebagai ‘zona militer’ oleh COGAT.