Sekjen Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah) menilai pesan Asyura adalah perlawanan terhadap kezaliman dan kehinaan serta mengatakan, Hizbullah tidak akan pernah melepaskan opsi muqawama dan permusuhan terhadap rezim Zionis Israel.
Sayid Hasan Nasrullah Ahad (30/8/2020) di pidatonya bertepatan dengan peringatan hari Asyura menyebut pertempuran di kawasan saat ini adalah perang antara kebenaran dan kebatilan. "Hizbullah dan muqawama Islam di hari kesepuluh bulan Muharram (Asyura) menekankan tekad kuatnya untuk mendukung dan menyertai setiap faksi dan kubu yang melawan Israel," tegas Sayid Hasan Nasrullah.
Sayid Hasan Nasrullah seraya menjelaskan bahwa pemerintah Amerika ingin menguasai dan merampok kekayaan negara-negara kawasan termasuk Yaman, Suriah dan Irak serta permusuhan tak kenal akhir dengan Iran, mengungkapkan, tidak ada solusi menghadapi agresi ini kecuali perlawanan dan resistensi.
Sekjen Hizbullah menyebut sikap Uni Emirat Arab (UEA) berkompromi dengan Israel sebuah kehinaan besar bagi negara ini dan pengkhianatan terhadap dunia Arab. "Zionis telah mencoreng citra Emirat dengan menyatakan bahwa mereka tidak bersedia berhenti menduduki Tepi Barat atau menjual jet tempur F-35 ke UEA.," papar Sayid Hasan Nasrullah.
Terkait kondisi Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah menandaskan, dibutuhkan seorang perdana menteri yang mampu memulihkan ekonomi dan kehidupan rakyat serta merekonstruksi negara dan juga reformasi.
Sayid Hasan Nasrullah mengingatkan, Hizbullah terkait serangan terbaru Zionis yang menggugurkan sejumlah pejuang termasuk Ali Kamil Muhsin, akan melanjutkan metodenya yakni menstabilkan konstelasi dan keseimbangan dan Israel harus menyadari bahwa jika mereka menggugurkan satu pejuang Hizbullah, maka satu tentaranya akan terbunuh.