Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh mengatakan sejarah tidak akan pernah bermurah hati kepada negara-negara Arab yang menormalisasi hubungannya dengan rezim Zionis, dan bangsa-bangsa pasti tidak akan melupakan ini.
Haniyeh, seperti dikutip Farsnews, Selasa (13/10/2020) memperingatkan para penguasa Uni Emirat Arab dan Bahrain, dan menyebut mereka sebagai pecundang dalam kesepakatan dengan Israel.
"Tujuan utama Israel adalah untuk mendapatkan basis militer dan ekonomi yang dekat dengan Iran," ujarnya.
Dia menekankan kesiapan Gerakan Hamas untuk menghadapi serangan dan agresi baru rezim Zionis di Gaza. "Perang di masa depan pasti akan memiliki konsekuensi dan biaya yang sangat berat bagi musuh," tegasnya.
Berbicara tentang proposal pertukaran tahanan, Haniyeh menjelaskan delegasi Mesir telah menyampaikan tuntutan dan persyaratan Hamas kepada rezim Zionis, dan kami sedang menunggu jawaban yang jelas.
Dia juga memuji pembicaraan Hamas baru-baru ini dengan Gerakan Fatah tentang masalah rekonsiliasi nasional Palestina. "Kami sedang mempertimbangkan untuk terlibat dalam pemilu Palestina dengan menyusun sebuah daftar bersama," ungkapnya.