Pertemuan Komisi Bersama, Rencana Aksi Komprehensif Bersama, JCPOA di Wina hari ini, Kamis (15/4/2021) ditutup, dan rencananya dialog teknis akan dilanjutkan pada pertemuan tingkat ahli.
Deputi Menteri Luar Negeri Iran urusan politik Sayid Abbas Araqchi, Kamis dalam pertemuan Komisi Bersama JCPOA di Wina memprotes sikap lemah negara-negara Eropa terkait sabotase rezim Zionis Israel di situs nuklir Natanz.
Pertemuan Komisi Bersama JCPOA beberapa saat lalu ditutup, dan akan dilanjutkan dengan dialog teknis dalam pertemuan-pertemuan tingkat ahli.
Di awal pertemuan, Abbas Araqchi memprotes sabotase terbaru Israel di fasilitas pengayaan uranium Natanz, dan menyesalkan sikap lemah Eropa terkait insiden ini.
Ia menegaskan, negara-negara anggota JCPOA harus satu kata dan tanpa kompromi politik, mengecam dan mengutuk aksi yang merupakan bukti terorisme nuklir, dan pelanggaran tegas terhadap hukum internasional ini.
Araqchi menambahkan, "Delegasi Iran tidak menginginkan 'perundingan atrisi' dan perundingan yang membuang waktu, perundingan harus dalam kerangka yang jelas, dan diselenggarakan pada waktu yang bisa diterima."
Sehubungan dengan pengayaan uranium 60 persen di Iran, Araqchi menjelaskan bahwa pengayaan ini dilakukan dalam kerangka hak Iran di bawah Pasal 26 dan 36 JCPOA dengan tujuan untuk memenuhi sebagian kebutuhan nasional di bidang kedokteran.