Kabinet Malaysia belum membahas proposal Dewan Pemulihan Nasional (MPN) untuk membuka kembali perbatasan negara. Padahal, mereka sudah merencanakan untuk membuka kembali perbatasan internasional pada 1 Maret mendatang.
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan, Kementerian Kesehatan belum memberikan 'umpan balik' atas proposal tersebut kepada Kabinet untuk dievaluasi.
"Kita harus menemukan keseimbangan antara ingin melindungi industri pariwisata dan kesehatan masyarakat, sehingga kementerian kesehatan akan melihat secara rinci dan mengusulkan kepada Kabinet pada langkah selanjutnya," tuturnya dikutip dari Medcom.id, Sabtu (12/2/2022).
"Sampai hari ini, perbatasan kami masih ditutup, belum ada diskusi untuk dibuka kembali," imbuh dia.
Ia menuturkan, pemerintah sejauh ini hanya membuka kembali perbatasan Malaysia-Singapura di Johor melalui 'jalur perjalanan vaksinasi.'
PM Ismail mengatakan, pemerintah menyadari kesulitan industri pariwisata yang terkena dampak buruk pandemi Covid-19. Namun, mereka tidak ingin masuknya turis asing menyebabkan lonjakan kasus di dalam negeri.
Menurutnya, banyak keluhan yang diterima mengenai pertahanan hidup di tengah pandemi dari sektor pariwisata.
"Mungkin kita bisa melihat sekarang bahwa pemerintah masih memberikan bantuan (dalam hal) subsidi upah kepada pekerja tetapi kami tidak membayar banyak, hanya 600 ringgit Malaysia. Ini dimaksudkan untuk membantu, tapi kita tidak tahu berapa lama lagi mereka bisa bertahan," kata Ismail Sabri.
"Itulah mengapa kami pada akhirnya dapat membuka kembali perbatasan tetapi, untuk melakukan itu, kami harus mendapatkan saran dari kementerian kesehatan. Ya, memang benar kami ingin membuka kembali perbatasan karena kami ingin membantu industri pariwisata, tetapi kami juga ingin melindungi kesehatan orang Malaysia," sambungnya.
Selasa lalu, Ketua MPN Muhyiddin Yassin mengatakan, dewan telah menyetujui pembukaan penuh perbatasan Malaysia. Mulai 1 Maret, turis asing dapat ke Malaysia tanpa perlu karantina wajib.