Kementerian Luar Negeri Suriah meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengecam serangan dan agresi rezim Zionis Israel di daerah sekitar Damaskus.
Menurut kantor berita SANA, Kemlu Suriah dalam surat terpisah kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Presiden Dewan Keamanan menekankan hak mereka untuk menanggapi agresi berulang rezim Zionis Israel dengan menggunakan cara yang sesuai, yang disetujui oleh hukum internasional dan Piagam PBB.
Dalam surat-surat yang disampaikan pada hari Jumat (22/7/2022) itu, Kemlu Suriah meminta Dewan Keamanan dan Sekretariat PBB untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan mengutuk agresi Israel tanpa penundaan atau keraguan.
Disebutkan pula bahwa agresi berulang rezim Zionis di Suriah dan tidak adanya respons Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah yang diperlukan guna mencegah berlanjutnya agresi ini mengundikasikan bahwa Dewan Keamanan melalaikan tanggung jawabnya.
Dewan Keamanan PBB, lanjut Kemlu Suriah, tidak melakukan tindakan apa pun untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan dan dunia, padahal jelas bahwa agresi Israel merupakan strategi yang jelas yang didasarkan pada pembunuhan, serangan, penghancuran dan peningkatan level ancaman dan tantangan terhadap dunia.
Kemelu Suriah menekankan bahwa penanganan terhadap agresi Israel ini tidak dapat dianggap jauh dari penanganan agresi dan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip hukum internasional dan pendudukan timur laut Suriah, penjarahan minyak dan penyediaan senjata kepada milisi oleh Amerika Serikat, yang juga bertujuan untuk menunda solusi politik atau bahkan menghalanginya serta menghambat terciptanya keamanan dan stabilitas di Suriah.
Pemerintah Damaskus telah berulang kali mengumumkan bahwa rezim Zionis dan sekutu regional dan Baratnya mendukung kelompok-kelompok teroris yang memerangi Suriah.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa militer Israel melancarkan serangan udara dengan menggunakan beberapa rudal dari arah Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada Jumat (22/7/2022) dini hari ini.
Israel menarget beberapa titik di sekitar kota Damaskus, dan menyebabkan tiga tentara Suriah tewas dan tujuh lainnya terluka. Sistem pertahanan udara Rusia sempat merespons serangan itu, namun hanya berhasil menangkis beberapa rudal Israel.