Presiden Mesir Muhammad Mursi melantik kabinet baru negara itu dengan mempertahankan mantan kepala Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata (SCAF), Marsekal Hussein Tantawi sebagai menteri pertahanan.
Kabinet baru yang dipimpin Perdana Menteri Hisyam Qandil, dilantik pada hari Kamis (2/8), AFP melaporkan. Pelantikan ini tertunda lebih dari sebulan dan diwarnai hangatnya perdebatan politik setelah Mursi terpilih sebagai presiden Mesir dalam pemilu demokratis pertama sejak jatuhnya Hosni Mubarak.
Kabinet baru itu beranggotakan 35 menteri, termasuk tujuh menteri kabinet lama mencakup Menteri Pertahanan Marsekal Hussein Tantawi, Menteri Luar Negeri Mohamed Amr, dan Menteri Produksi Militer Jenderal Aly Sabriy.
Adapun anggota baru, antara lain, Menteri Dalam Negeri Jenderal Ahmed Gamaleddin, Menteri Waqaf Osama Mouamed al-Abd yang saat ini menjabat Rektor Universitas al-Azhar, Menteri Keuangan Hazem al-Beblawi, Menteri Pendidikan Ibrahim Ahmed Goneim, dan Menteri Penerbangan Sipil, Alaa Ashour.
Dari Ikhwanul Muslimin terdapat empat kadernya masuk dalam kabinet termasuk menteri penerangan, Saleh Abdel Maksoud.
Qandil berjanji bahwa pemerintah baru akan memiliki nada dan sentuhan yang berbeda. Dia menegaskan telah memilih para menteri berdasarkan kelayakan mereka dan tidak karena orientasi politik dan agama.
"Prinsip utama dan kriteria utama adalah kompetensi," tegas Qandil seraya menambahkan, "Kita harus berhenti menggunakan istilah-istilah seperti, mereka dan kami, atau ini adalah Kristen Koptik atau seorang Muslim. Yang saya lihat adalah orang Mesir dan warga negara."
Seraya meminta rakyat Mesir untuk mendukung pemerintah, Qandil menjelaskan, pemerintah membutuhkan dukungan rakyat untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keamanan yang dihadapi Mesir.
"Kami adalah pemerintahan rakyat, kami tidak mewakili tren apapun," kata Qandil menjelang upacara pengambilan sumpah. (IRIB Indonesia/RM/NA)