Ayat ke 44
Artinya:
Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada Penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul". Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim. (7: 44)
Sebelumnya telah disinggung mengenai percakapan di kalangan para penghuni neraka, begitu juga di kalangan para penghuni surga. Dalam ayat ini masih menjelaskan tentang percakapan para penghuni neraka yang dapat dijadikan pelajaran oleh manusia di dunia. Percakapan itu dinukil memberikan pengertian kepada manusia bahwa betapa janji-janji dan balasan Allah Swt terhadap para pendosa dan pahala bagi orang-orang yang saleh itu adalah benar. Selain itu, pengakuan para penghuni neraka tentang kebenaran Hari Kiamat tidak akan pernah bisa mengurangi siksaan mereka, bahkan hal itu menyebabkan kutukan dan laknat bagi mereka dan terjauhkannya mereka dari rahmat Allah.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kondisi surga dan neraka sedemikian rupa, sehingga penduduk surga dan neraka saling mengerti dan berbicara antara satu dengan lainnya.
2. Sumber utama masalah mereka adalah kezaliman terhadap diri, keluarga dan masyarakat.
Ayat ke 45
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat". (7: 45)
Pada ayat sebelumnya, telah diterangkan bahwa pengadilan Hari Kiamat ada seruan agar para pendurhaka dan penjahat mampus dan dilempar ke dalam neraka. Ayat ini mengatakan, orang-orang pendurhaka dan jahat bukan hanya tidak memiliki keyakinan, tetapi pada dasarnya mereka berusaha menjadikan orang-orang lain tidak beragama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mereka terus berusaha menodai citra agama dan ajaran-ajarannya, bahkan kejelekan senantiasa ditampilkan agar orang-orang lain tidak berkeinginan untuk berjalan di atas jalan Allah Swt. Menciptakan keragu-raguan, bidah, khurafat serta berbagai penyelewengan dari jalan agama merupakan metode yang dipakai orang-orang keras kepala dan penentang kebenaran. Mereka ini disebut oleh Allah Swt sebagai penjahat dan pendosa.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Musuh senantiasa berusaha mengorbankan peperangan dengan senjata agama, tapi tidak mampu mengosongkan agama dari hakikat dan kebenaran.
2. Kezaliman yang dikemas dalam pemikiran dan kebudayaan masyarakat, merupakan kezaliman terbesar yang siksaannya sangat pedih sekali.
Ayat ke 46
Artinya:
Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A'raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga: "Salaamun 'alaikum". Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya). (7: 46)
Ayat ini dikumandangkan di suatu tempat yang bernama A'raf, suatu tempat antara surga dan neraka. Orang-orang yang memiliki kedudukan khusus, mereka menempati di bagian atas, sehingga mereka dengan mudah dapat menyaksikan dengan jelas masuknya penghuni surga dan neraka. Kalimat A'raf hanya disebut dalam sebuah surat al-Quran. Itulah mengapa surat ini diberi nama al-A'raf. Berdasarkan beberapa riwayat dalam pelbagai tafsir yang menyinggung ayat ini, orang-orang yang berada di A'raf adalah para wali Allah, orang-orang yang ikhlas dan mereka dimuliakan dan diistimewakan oleh Allah Swt. Masuknya para penghuni neraka dan surga ke tempat tersebut merupakan pertimbangan Allah. Orang-orang baik dan buruk dapat dikenali dengan mudah dari wajahnya. Sebagian ahli tafsir menyebut orang-orang yang lemah imannya tetap berharap dapat masuk surga, padahal amal perbuatannya tidak sempurna. Orang-orang yang seperti ini juga dimasukkan ke dalam ahli A'raf
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Perilaku dan kinerja seseorang tercermin melalui wajah lahiriah manusia. Karena itu orang-orang yang suci dapat mengerti batin seseorang hanya dengan melihat wajah lahiriahnya.
2. A'raf adalah suatu kedudukan mulia dan tinggi. Karena itu kita harus berusaha untuk bisa meraih kedudukan A'raf ini.
Ayat ke 47
Artinya:
Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu". (7: 47)
Dan orang-orang yang di atas A'raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: "Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu". (7: 48)
Sebelumnya telah disebutkan bahwa ahli A'raf pada umunya adalah orang-orang yang berharap besar bisa masuk surga. Ayat ini mengetengahkan, apabila diarahkan kepada penghuni neraka, mereka mengatakan, para ahli A'raf hanya menitikberatkan pandangannya kepada surga. Sewaktu mereka diam, tidak berkeinginan apapun, bola-bola mata mereka melayang ke arah penghuni neraka, lalu memohon kepada Allah Swt agar jangan dimasukkan ke dalam Neraka dan jangan pula digolongkan sebagai kaum yang aniaya dan pelaku kejahatan, bahkan majlis ahli pendurhaka dan kejahatan lebih jelek dari api neraka. Ahli A'raf dalam percakapan mereka dengan para penghuni neraka itu mengatakan, Mereka yang di dunia selalu membanggakan perbuatan jahatnya, bahkan menganggap penting bagi dirinya, namun saat ini kalian tidak bisa melaksanakan pekerjaan itu. Karena kalian sudah tidak lagi memiliki kekuasaan, kekayaan dan para pendukung."
Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Di Hari Kiamat, orang-orang pendosa akan mendapat ejekan dari orang-orang yang saleh dan mereka sudah tidak bisa menyombongkan diri lagi. Karena segalanya telah berakhir di akhirat.
2. Kekayaan dan kekuasaan hanya dapat diandalkan di dunia. Karena itu kita harus berpikir apa yang bermanfaat di akhirat.
3. Wajah setiap orang pada Hari Kiamat tercermin dengan jelas, apakah mereka penghuni surga atau neraka. Karena hal ini merupakan sejenis kristalisasi amal perbuatan dan tindak tanduk seseorang.