Tafsir Al-Quran, Surat Al-Araf Ayat 39-43

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 39-40

 

Artinya:

Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk kemudian: "Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kamu lakukan". (7: 39)

 

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (7: 40)

 

Sebelumnya telah disinggung sat sisi dari pembicaraan di antara para penghuni neraka. Sementara itu, al-Quran dalam dua ayat ini mengatakan, sekalipun para pengikut kesesatan berusaha menyandarkan kesalahan dan dosa mereka kepada para pemimpin dan pembesar mereka, namun kenyataanya para pembesar dan pemimpin itu telah lebih dahulu masuk neraka. Dalam menjawab pernyataan orang-orang itu ayat ini mengatakan, kalian tidak memiliki kelebihan sedikitpun dari kami, sehingga siksaan kalian lebih ringan dari kami. Kalian juga seperti kami telah melakukan kejahatan dan dosa, karena itu harus merasakan azab dan siksaan ini.

 

Allah Swt dalam menghadapi pernyataan semacam ini mengatakan, tidak satupun dari kedua kelompok ini yang dapat selamat dari azab dan siksaan, sekalipun mengajukan berbagai alasan. Karena tidak ada jalan bagi mereka untuk melarikan diri dari api neraka. Mereka telah bersikap keras kepala dan takabur sehingga mengacuhkan kebenaran dan mendustakan kebenaran Allah. Di sini Allah Swt mengetengahkan sebuah perumpamaan, kalian dapat selamat bila seekor unta dapat masuk dan melewati lobang jarum. Namun hal itu tidak mungkin! Sehingga mereka harus menerima azab neraka yang sangat pedih, sedang kesempatan untuk memperoleh rahmat Allah sudah tertutup bagi mereka.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Nasib manusia di dunia dan akhirat ditentukan oleh amal perbuatannya sendiri. Kesalahan dan dosa besar orang-orang lain tidak bisa menghapuskan kesalahan kecil para pengikut orang-orang sesat itu.

2. Dosa manusia dapat menutup pintu-pintu rahmat Allah, sehingga manusia itu terjauhkan dari anugerah khusus kelembutan Allah Swt.

3. Akar kekufuran adalah membohongkan ayat-ayat samawi, dengan terus menunjukkan sikap takabbur dan berbangga diri dan bukan menunjukkan lemahnya dalil-dalil ajaran Allah.

 

Ayat ke 41

 

Artinya:

Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim. (7: 41)

 

Sebagai kelanjutan ayat sebelumnya yang menyinggung balasan dan siksa sangat pedih yang dialami oleh orang-orang Kafir pada hari Kiamat, maka ayat ini mengatakan, mereka mempunyai alas tidur dari api neraka, bahkan mereka juga mempunyai selimut dari api neraka yang membungkus tubuh mereka, sehingga tidak ada tempat bagi mereka untuk bisa bernapas dengan lega. Dalam ayat 41 ini Allah Swt kepada orang-orang Kafir, kadang-kadang dengan ungkapan mujrim (penjahat) bahkan terkadang pula menyebut dengan ungkapan zhalim (zalim), karena Kufur telah menyiapkan lahan untuk berbuat kejahatan dan kezaliman.

 

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Bagi mereka yang di dunia hanya enak-enak saja, maka kelak di Hari Kiamat tempat ketenangan dan santai mereka adalah neraka jahanam yang tiada lain hanyalah api yang menyala-nyala, sedang jiwa kotor mereka yang lain tidak bisa tenang.

2. Neraka jahanam akan menjadi tempat abadi bagi perwujudan orang-orang Kafir dan zalim, sedang api neraka akan mengepung mereka dari segala arah.

 

Ayat ke 42

 

Artinya:

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (7: 42)

 

Metode yang diketengahkan oleh al-Quran selain menjelaskan balasan, siksa dan pahala juga dijelaskan untuk orang-orang yang beramal saleh. Pada ayat sebelumnya telah disinggung siksaan yang amat pedih bagi penghuni neraka. Ayat ini mengatakan, orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka akan masuk kedalam surga dan akan abadi di dalamnya. Karena selama bisa dan mampu, mereka selalu mengerjakan perbuatan yang baik, dan hal ini bagi Kami adalah cukup. Kami tidak menunggu dan membebankan sesuatu perbuatan, kecuali sekedar kemampuan yang mereka miliki.

 

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Keterikatan antara iman dan amal saleh merupakan suatu produksi yang memberikan keuntungan, dimana pada Hari Kiamat hal tersebut akan menjadi abadi dengan masuk ke dalam surga bersama orang-orang yang suci dan saleh.

2. Dalam Islam tidak ada kwajiban yang melebihi kemampuan seseorang, karena itu setiap orang bertanggung jawab untuk melaksanakan kewajibannya sebatas kemampuannya.

 

Ayat ke 43

 

Artinya:

Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan". (7: 43)

Salah satu nikmat yang dianugerahkan kepada penghuni surga adalah kedamaian dan keakraban yang mereka rasakan terhadap penghuni surga yang lain. Karena sebelum masuk ke dalam surga, Allah Swt telah melenyapkan segala bentuk sakit hati dan dendam dari hati mereka. Akibatnya, lingkungan surga benar-benar bersih, damai dan tentram jauh dari segala bentuk hiruk pikuk dan pertentangan. Meski surga itu bertingkat-tingkat, tetapi tak seorang pun mendengki penghuni surga lainnya. Dendam kesumat dan pertengkaran benar-benar telah terhapus dari mereka.

Para penghuni surga juga senantiasa mengingat Allah dan berbagai nikmat surga tidak akan bisa menjadi unsur yang melupakan mereka dari mengingat Tuhan. Bahkan Allah Swt selanjutnya mengatakan, "Dengan diutusnya para nabi yang membawa kitab-kitab samawi, Allah telah menyiapkan jalan petunjuk mereka di dunia. Dengan itu berarti mereka telah ditunjuki jalan menuju surga. Yaitu, jalan yang ditempuh dengan iman kepada Allah dengan melaksanakan semua perintah dan larangan-Nya. Jalan ini tidak lain dalah amal saleh yang akan menghantarkan mereka masuk ke dalam surga".

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Hidup yang jauh dari hasud dan dendam adalah kehidupan di surga.

2. Penghuni surga tidak membanggakan amal perbuatan mereka, karena mereka menyebut surga adalah hasil dari petunjuk Allah dan segala jerih payah para nabi.

Read 3294 times