Ayat ke 136
Artinya:
Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. (7: 136)
Pada pembahasan sebelumnya, telah disebutkan bahwa Nabi Musa as dengan mengetengahkan berbagai Mukjizat, Fir'aun dan para pengikutnya tetap tidak mau menerima seruan dan nasehat Nabi Musa, bahkan pengikut Nabi Musa as menjadi sasaran tuduhan dan ancaman. Al-Quran al-Karim pada ayat ini menyatakan, dikarenakan sikap keras kepala dan acuh tak acuh, akhirnya di dunia inipun mereka merasakan siksaan. Yaitu sewaktu mereka hendak melewati sungai Nil, mereka semua ditenggelamkan oleh Allah Swt dalam air sungai itu. Sementara bagi Nabi Musa as dan pengikutnya, dengan perintah Allah air sungai tersebut terbelah menjadi jalan, sehingga mereka bisa lewat dengan aman disungai tersebut.
Memang demikianlah balasan Allah kepada orang-orang kafir, dan itu tidak lain merupakan suatu balasan dan siksaan Allah Swt. Karena itu dendam kusumat yang merupakan sumber kejelekan dan balas dendam yang dilakukan oleh ummat manusia, tidak terdapat didalam kamus Allah Swt. Oleh sebab itu pada kelanjutan ayat tadi disebutkan bahwa perkara ini merupakan balasan dan siksa atas pendustaan, acuh tak acuh mereka terhadap hakikat yang sebenarnya telah mereka pahami dengan baik, namun mereka mengabaikan dan tidak memperdulikannya.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Sesungguhnya Allah Swt sangat kasih sayang, namun disisi lain Dia juga Zat yang memberi sangsi dan balasan yang sangat pedih, rahmat-Nya tetap tidak menghilangkan kemurkaan-Nya.
2. Nasib umat manusia dan berbagai kaum tetap di tangan mereka sendiri. Akan tetapi kehancuran dan kebinasaan mereka disebabkan oleh kekufuran dan dan kezaliman yang mereka lakukan.
Ayat ke 137
Artinya:
Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. (7: 137)
Setelah dijelaskan balasan dan siksaan terhadap kaum Fir'aun, lalu Allah Swt juga menjelaskan pahala dan ganjaran Bani Israil yang dengan sabar dan komitmen mengikuti Nabi Musa as dengan mengatakan, "Negeri Palestina dan Syam merupakan sebuah kawasan yang subur dan hijau, penuh berkah Kami berikan kepada mereka, dan mereka Kami jadikan sebagai pewaris dan penguasa ditanah dan negeri tersebut. Meski orang-orang tersebut sebelumnya telah menjadi sasaran eksploitasi kaum Fir'aun, sehingga mereka menjadi lemah dan terhina, tetapi sekembalinya mereka dari sungai Nil dan memasuki tanah Palestina, mereka memiliki kemampuan dan berkuasa menjalankan pemerintahan
Lanjutan dari ayat tadi menyebutkan, tidak hanya Fir'aun dan bala tentaranya yang Kami tenggelamkan kedalam air. Tetapi juga istana dan taman-taman kebanggaan mereka Kami hancurkan. Tanah kekuasaan mereka begitu luas, sebagaimana yang telah disebutksan oleh al-Quran, "Kami telah berikan belahan bumi bagian Timur dan Barat kepada Bani Israil."
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Pemerintahan para Nabi as merupakan pemerintahan kaum Mustadhafin, yakni bukan pemerintahan adidaya dan arogan, namun justru dibawah naungan ajaran para Nabi utusan Allah Swt kaum Mustadhafin telah diselamatkan dari cengkeraman kaum Arogan dan Mustakbirin, lalu menghantarkan mereka pada kekuasaan dan pemerintahan adil dan jujur.
2. Berdasarkan janji Allah Swt yang pasti, orang-orang Mukmin yang telah menanggung kesabaran dan komitmen akan mendapatkan kemenangan.
Ayat 138-140
Artinya:
Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: "Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)". (7: 138)
Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan. (7: 139)
Musa menjawab: "Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat. (7: 140)
Telah disinggung sebelumnya bahwa Allah Swt dengan anugerah-Nya yang luas telah menyelamatkan Bani Israil dari cengkraman Fir'aun, kemudian mereka dihantarkan kekawasan Syam untuk mengendalikan tampuk pemerintahan. Nabi Musa as yang telah menyiapkan kondisi sedemikian rupa buat kaum ini, namun pikiran mereka mengalami perubahan sedemikian jauh. Di antaranya mereka mengembangkan pemikiran dan keyakinan kaum ini mengenai penyembahan terhadap patung-patung berhala, karena itu mereka selalu memberi hormat terhadap berhala-berhala itu.
Oleh sebab itulah masyarakat awam dan sederhana Bani Israil meminta kepada Nabi Musa as agar diijinkan untuk membikin patung-patung peribadatan yang terbuat dari batu atau dari kayu. Mereka seperti kaum ini melakukan penyembahan terhadap patung-patung arca, sehingga mereka dapat melakukan munajat dan ibadat dalam upacara harian atau mingguan dihadapan arca berhala itu, bahkan dapat mengirimkan nazar dan kurban bagi mereka.
Di sinilah teriakan Nabi Musa as mulai menggema, permintaan apa dan tidak layak ini!? Apakah dengan secepat itu kalian telah melupakan anugerah Allah Swt yang luas ini ? Dan dengan melihat beberapa buah arca berhala ini kalian telah menjadi pengikut tuhan-tuhan bikinan kalian sendiri ini? Tidakkah kalian mengerti bahwa patung-patung berhala itu adalah benda yang fana dan hancur?! Apakah betul Allah Swt yang telah menganugerahkan berbagai kemenangan dan kelebihan kepada kalian, lalu kalian lupakan begitu saja! Kemudian kalian mencari tuhan-tuhan berhala yang tidak abadi lainnya? Betapa bodoh dan jahilnya permohonan ini!?
Dari tiga ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Beberapa lingkungan yang rusak dan menyimpang dalam masyarakat dapat memberi pengaruh yang negatif. Sehingga mengakibatkan kita tidak bisa meresapi iman dan keyakinan. Karena itu kita harus menjauhkan diri dari lingkungan dan kebudayaan-kebudayaan yang rusak ini.
2. Kadang-kadang teman dan pengikut yang tidak mengerti apa-apa itu lebih tahu dari para musuh, mereka menganggu dan menyiksa para pemimpin dan para nabi Ilahi.