Ayat ke 141
Artinya:
Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir'aun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari Tuhanmu". (7: 141)
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setelah selamat dari cengkeraman dan kejaran Fir'aun dan kaumnya, dalam perjalannya, Bani Israil berjalan melalui sebuah kaum yang menyembah berhala. Saat itu mereka meminta Nabi Musa untuk membuatkan Tuhan yang bisa mereka raba, seperti berhala.
Ayat ini mengingatkan bani Israil apakah secepat itu mereka melupakan Tuhan, lalu mencari Tuhan dari kayu atau batu lantaran menyaksikan sekelompok orang yang menyembahnya? Apakah kalian lupa bahwa Tuhan Musa-lah yang menyelamatkan kalian dari cengkeraman dan kezaliman Fir'aun lalu menjadikan kalian sebagai kaum yang terhormat? Lupakah kalian akan apa yang diperbuat Fir'aun terhadap anak-anak kalian? Lupakah kalian bahwa Firaun dengan berbagai macam alasan membunuh laki-laki dari kalian dan membiarkan perempuan-perempuan kalian hidup untuk diperbudak? Di akhir ayat ini, Allah Swt mengingatkan bahwa meskipun pedih, tetapi penyiksaan yang dilakukan Fir'aun terhadap kalian adalah sebuah cobaan besar dari Tuhan untuk kalian.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Lalai akan nikmat dan karunia Tuhan adalah penyebab munculnya penyelewengan di tengah masyarakat. Para nabi dan wali Allah selalu mengingatkan umat akan nikmat Tuhan demi mencegah mereka dari kekafiran dan keingkaran.
2. Peristiwa pahit yang ada dalam kehidupan adalah bagian dari cobaan dan ujian Tuhan, demikian juga kenikmatan dan kenyamanan hidup.
Ayat ke 142
Artinya:
Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan". (7: 142)
Musa telah berhasil menyelesaikan tugas pertamanya yaitu menyelamatkan Bani Israil dari cengkeraman Fir'aun, meski untuk itu, Bani Israil harus melalui berbagai kesulitan yang besar. Selanjutnya setelah berhasil lepas dari Fir'aun, Bani Israel memerlukan adanya aturan-aturan untuk kehidupan individu dan sosial bangsa ini. Karena itu, Allah memanggil Musa as untuk menerima Taurat yang berisi aturan-aturan tersebut yang bisa menyejahterakan Bani Israil di dunia dan akhirat. Untuk itu, Musa harus pergi meninggalkan kaumnya selama empat puluh hari. Selama kepergiannya, Harun, saudara Musa menjadi penggantinya dalam memimpin umat.
Mungkin penekanan al-Quran pada kata malam, bukan hari, disebabkan karena malam adalah waktu yang paling baik untuk bermunajat, menerima kemurahan dan rahmat khusus dari Allah. Di dalam kitab keluaran yang merupakan bagian dari kitab Perjanjian Lama disebutkan bahwa Musa berada di gunung Thur selama empat puluh hari, empat puluh malam untuk menerima Taurat. Nabi Muhammad Saw juga meninggalkan istri dan keluarganya selama empat puluh hari dan tinggal di gua Hira untuk melakukan ibadah dan meraih rahmat khusus ilahi.
Ada satu hal menarik dalam ayat ini yang mengusik pernyataan kita. Musa as saat berpisah hanya untuk masa empat puluh hari menunjuk Harun untuk menggantikan posisi kepemimpinannya atas umat. Masuk akalkah jika Nabi Muhammad yang meninggalkan umat untuk selamanya tidak menunjuk seseorang untuk menggantikan posisi kepemimpinan beliau atas umat, tetapi menyerahkan kepada umat untuk memilih sendiri pemimpin mereka?
Ketika memimpin sebuah pasukan besar menuju Tabuk, Nabi Muhammad Saw menunjuk Ali bin Abi Thalib as untuk menggantikan posisi beliau di Madinah. Beliau Saw bersabda, "Wahai Ali, kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku."
Nabi Musa ketika hendak meninggalkan kaumnya berpesan kepada Harun untuk mengawasi gerak-gerik orang-orang yang berbuat kerusakan dan tidak membiarkan mereka memegang kendali atas umat. Musa juga berpesan agar Harun tidak mengikuti jalan mereka. Sepeninggal Musa, Bani Israil meninggalkan Harun dan tidak mempedulikannya. Mereka berpaling kepada seorang bernama Samiri. Samiri membuat patung anak sapi dari emas dan menyebutnya sebagai tuhan Musa.
Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Ibadah dan munajat pada malam hari merupakan penopang dan penguat seseorang dalam memikul tanggung besar. Aktifitas seseorang di tengah masyarakat tidak semestinya menjadi penghalang dalam menjalankan ibadah.
2. Sebuah masyarakat memerlukan adanya pemimpin. Ketika Musa mendapat perintah untuk pergi ke gunung Thur, dia menunjuk saudaranya untuk menggantikan posisi kepemimpinannya atas bani Israil.
3. Tugas utama para nabi dan wali adalah memperbaiki masyarakat dan mengikis kerusakan.