Ayat ke 10
Artinya:
Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (8: 10)
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Allah Swt telah mengirimkan ribuan malaikatnya untuk membantu kaum Muslimin di perang Badr. Al-Quran menerangkan bahwa malaikat berkali-kali turun membantu kaum Mukminin. Ketika seorang mukmin tengah menghadapi sakaratul maut, malaikat turun untuk menghibur dan memberikan ketenangan kepada kaum Mukminin sekaligus melindungi mereka dari godaan setan. Turunnya para malaikat ke bumi untuk membantu kaum Mukminin di perang Badr bukan berarti bahwa mereka juga terlibat duel fisik dengan kaum Kafir. Sebab sejarah menceritakan dengan jelas tentang korban tewas dan yang membunuhnya pada perang itu. Semua itu adalah untuk memberikan ketenangan kepada kaum Mukminin.
Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Pejuang Muslim harus memiliki mental dan hati yang kuat bagai baja. Sebab dengan mental yang kuat, kemenangan akan dapat diraih.
2. Selama kita masih berada di jalan agama dan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya, Allah pasti akan memberikan bantuan dan menghilangkan ketakutan dan kekalutan dari hati kita.
3. Taktik perang, perlengkapan militer yang kuat, banyaknya personil bahkan bantuan malaikat, bukanlah faktor utama untuk meraih kemenangan di medan pertempuran. Tetapi semua itu bergantung pada kehendak dan iradah Allah Swt. Betapa banyak kelompok kecil yang berhasil mengalahkan musuhnya yang kuat dan besar, karena anugerah dari Allah?
Ayat ke 11
Artinya:
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu). (8: 11)
Dalam ayat sebelum ini, disebutkan bahwa untuk menenangkan hati kaum Mukminin Allah menurunkan ribuan malaikat. Selain itu, Allah juga mengirimkan rasa kantuk kepada kaum Muslimin. Rasa kantuk ini, bukan berarti tidur pulas sehingga memungkinkan pasukan musuh melakukan serangan dadakan.
Di sisi lain medan, pasukan Kafir Quraisy telah menyiapkan segala sesuatunya untuk berperang termasuk perlengkapan militer, perbekalan dan bahkan wanita-wanita yang menyanyikan lagu-lagu perang untuk memberikan semangat kepada pasukan ini. Mereka juga menguasai sumur-sumur air di Badr. Kondisi yang berbeda di barisan kaum Muslimin. Mereka umumnya tidak siap untuk berperang karena perlengkapan militer yang terbatas, perbekalan yang tidak mencukupi ditambah lagi dengan tertutupnya pintu bagi mereka untuk mendapatkan air.
Di saat seperti itu, Allah memberikan kabar gembira akan datangnya bantuan yang berupa ribuan para malaikat. Untuk persiapan perang, Allah juga mengirimkan rasa kantuk sehingga pasukan muslim malam itu dapat beristirahat. Lebih dari itu, Allah menurunkan hujan agar pasukan Muslimin dapat memanfaatkannya untuk bersuci dan meredakan dahaga.
Dari ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Dengan kehendak dan bantuan Allah, dalam menghadapi pasukan musuh yang bersenjata lengkap dan berjumlah besar, kita bisa memperoleh ketenangan hati dan dapat tidur dengan nyaman.
2. Terkadang tidur ringan di medan perang merupakan anugerah dan nikmat dari Allah.
3. Dengan bersabar dan bertawakal, Allah akan mencurahkan nikmat-Nya kepada kita dan menjadikan fenomena alam untuk membantu kita dalam segala hal.
4. Seorang pejuang muslim dituntut untuk memiliki jiwa yang besar dan tangguh di medan perang.
Ayat ke 12
Artinya:
(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (8: 12)
Seperti yang disinggung dalam beberapa ayat sebelum ini, dalam perang Badr Allah menurunkan bantuannya dalam berbagai bentuk kepada pasukan Muslimin. Dalam ayat ini disebutkan bahawa Allah memerintahkan kepada para malaikat-Nya untuk menenteramkan jiwa kaum Mukminin, sementara untuk kaum Kafir, Allah akan menciptakan rasa takut di hati mereka.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw mengirim seseorang untuk memata-matai gerak gerik pasukan Kafir dan ia melaporkan rasa takut berlebihan yang dirasakan pasukan Quraisy. Padahal jumlah mereka besar dan peralatan militer mereka lengkap. Mereka semua dicekam rasa takut. Sementara di perkemahan pasukan Muslim, ketenangan dan keceriaan tampak memancar dari raut muka mereka.
Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Terkadang, Allah menurunkan bantuan kepada para hamba-Nya melalui malaikat.
2. Salah satu bantuan ilahi adalah menebar ketakutan di hati kaum Kafir dan memberikan kemantapan dan ketenangan di hati kaum Mukminin. Rasa takut yang dialami oleh pasukan kafir Quraisy merupakan salah satu faktor kekalahan mereka dalam perang Badr.
3. Kekuatan lahiriah, besarnya jumlah pasukan dan lengkapnya peralatan perang tidak menjamin kemenangan dan ketenangan. Sebab semua itu terpulang kepada Allah dan kehendak-Nya.
Ayat ke 13-14
Artinya:
(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya. (8: 13)
Itulah (hukum dunia yang ditimpakan atasmu), maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu ada (lagi) azab neraka. (8: 14)
Dua ayat ini menyebut serangan dan pukulan yang di dapat pasukan Kafir dari kaum Muslimin sebagai sebuah azab dari Allah. Kedua ayat ini menjelaskan bahwa kaum Kafir telah mengingkari dan menentang agama ilahi dan seruan para nabi, bahkan mereka tidak bersedia mendengar kebenaran. Untuk itu Allah menurunkan bantuan-Nya kepada kaum Muslimin dan memenangkan mereka atas kaum Kafir. Kekalahan pasukan Kafir di perang Badr adalah siksa Allah terhadap mereka di dunia. Dan kelak di akhirat Allah akan mengazab mereka dengan siksaan yang pedih.
Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kemurkaan Allah atas suatu kaum bukan tanpa alasan, tetapi dikarenakan mereka telah menentang kebenaran dan berlaku congkak di muka bumi.
2. Sesuai dengan Sunnah Allah, semua yang menentang kebenaran akan dihancurkan.