Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 6-8

Rate this item
(3 votes)

Ayat ke 6

 

┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘ÄϺϿ┘æ┘ÄÏ®┘ì ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï▒┘ÉÏ▓┘Æ┘é┘Å┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘ÅÏ│┘ÆϬ┘Ä┘é┘ÄÏ▒┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÅÏ│┘ÆϬ┘Ä┘ê┘ÆÏ»┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘â┘Å┘ä┘æ┘î ┘ü┘É┘è ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘ì ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘ì (6)

 

Artinya:

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (11: 6)

 

Ayat ini menyinggung dua masalah penting, yaitu rizki Allah yang berlimpah ruah, dan pengetahuan Allah yang mencakup segala sesuatu. Berdasarkan ayat tadi dan ayat-ayat yang serupa dengannya dalam kitab suci al-Quran, Allah Swt bukan hanya Pencipta seluruh makhluk yang ada di jagad ini, akan tetapi Allah Swt juga Pemberi rizki semua mereka itu. Artinya bahwa Allah Swt menyediakan berbagai fasilitas hidup mereka. Hal ini tidak terbatas hanya pada manusia, tapi setiap binatang baik kecil atau besar, tercakup dalam undang-undang ilahi ini.

 

Sementara dari satu sisi, Allah Swt menciptakan segala apa yang diperlukan semua makhluk hidup ciptaan-Nya, termasuk air, makanan, oksigen, cahaya, panas dan selainnya; dari sisi lain Allah juga mengajarkan kepada makhluk-makhluk tersebut, tata cara pemanfaatannya. Seorang bayi yang baru lahir ke dunia akan mendapatkan makanan yang diperlukannya, berupa air susu yang telah Allah ciptakan pada ibu bayi tersebut; dan Allah pun telah memberikan kemampuan kepada si bayi untuk menghisap air susu tersebut, sehingga dengan demikian bayi yang lemah dan tidak berdaya itu dapat memperoleh makanannya.

 

Pemberian rizki secara umum dan meluas seperti ini, sudah barang tentu memerlukan pengetahuan yang luas tentang semua makhluk hidup dan keperluan-keperluan mereka. Di antara tuntutan mahkluk hidup yang bergerak ialah berpindah-pindah tempat, dari satu tempat ke tempat lain. Sifat berpindah-pindah tempat ini juga diberikan oleh Allah Swt kepada sebagian makhluknya sebagai salah satu cara pemberian rizki. Dan semua keberadaan makhluk, rizki dan cara-cara mereka memperoleh riski tersebut, baik dengan bergerak ke sana ke mari, atau dengan diam di tempat tertentu, semua itu telah tercantum dengan jelas dan terang dalam kitab-Nya.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Allah Swt telah menjamin rizki semua makhluk-Nya, karena hal itu merupakan salah satu hak makhluk yang ada di sisi Kholiq-nya.

2. Rizki setiap makhluk yang telah dijamin oleh Allah, sama sekali tidak bertentangan dengan usaha dan upaya kita. Bahkan pada dasarnya, tanpa usaha seseorang tidak mungkin memperoleh rizki.

 

Ayat ke 7

 

┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ï«┘Ä┘ä┘Ä┘é┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï│┘ÉϬ┘æ┘ÄÏ®┘É Ïú┘Ä┘è┘æ┘ÄϺ┘à┘ì ┘ê┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï╣┘ÄÏ▒┘ÆÏ┤┘Å┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÄϺÏí┘É ┘ä┘É┘è┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Å┘ê┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘è┘æ┘Å┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ¡┘ÆÏ│┘Ä┘å┘Å Ï╣┘Ä┘à┘Ä┘ä┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ ┘é┘Å┘ä┘ÆϬ┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄÏ¿┘ÆÏ╣┘Å┘êϽ┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ê┘ÆϬ┘É ┘ä┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Ä┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï│┘ÉÏ¡┘ÆÏ▒┘î ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘î (7)

 

Artinya:

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". (11: 7)

 

Dari ayat ini dan ayat-ayat al-Quran yang lainnya dapat dipahami, bahwa bahan baku utama dunia ini adalah air atau bahan semacam air, dan Allah Swt menciptakan jagat raya ini dengan bahan tersebut. Kemudian Allah menciptakan alam wujud ini di atasnya, itu pun bukan diciptakan dalam satu waktu, tetapi sepanjang 6 masa yang panjang. Adapun tujuan penciptaan jagat raya ini, terutama penciptaan manusia, adalah untuk pengembangan dan penyempurnaan manusia itu, yang dapat terealisasi melalui sistim pemberian ujian-ujian. Sebagaimana dewasa ini dalam berbagai sistim pendidikan, diberlakukan pula berbagai ujian yang terus menerus, baik mingguan, bulanan dan tahunan, untuk memotivasi usaha para pelajar dalam menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan mereka.

 

Dalam sistim pendidikan ilahi pun, setiap orang yang melakukan amal perbuatan yang lebih baik, maka dia akan mendapatkan kedudukan yang lebih baik pula. Tolok ukur kelulusan dalam ujian ilahi ialah amal perbuatan yang dilakukan atas dasar pengetahuan dan keikhlasan. Sudah barang tentu setiap ujian, akan berakhir dengan lulusnya sejumlah orang dan gagalnya sejumlah lain. Hasil ujian hidup ini akan diumumkan di dunia yang lain, dan sesuai dengan hasil tersebut, setiap orang akan menerima hadiah amal baiknya atau menerima balasan amal buruknya.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sekalipun dengan kekuasaan-Nya, Allah mampu menciptakan segala sesuatu dalam sekejap dan satu waktu, akan tetapi hikmah Allah menuntut penciptaan secara bertahap.

2. Kualitas dan mutu amal perbuatan lebih penting dari pada kuantitas dan jumlahnya. Dengan kata lain, amal perbuatan yang sedikit tapi bermutu dan bernilai tinggi, lebih berharga daripada amal yang banyak tapi semuanya rendah dan tidak bernilai.

 

Ayat ke 8

 

┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ«┘æ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Å┘à┘æ┘ÄÏ®┘ì ┘à┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Å┘êÏ»┘ÄÏ®┘ì ┘ä┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘å┘æ┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ¡┘ÆÏ¿┘ÉÏ│┘Å┘ç┘Å Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘è┘ÄÏú┘ÆϬ┘É┘è┘ç┘É┘à┘Æ ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘à┘ÄÏÁ┘ÆÏ▒┘Å┘ê┘ü┘ïϺ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏ¡┘ÄϺ┘é┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ Ï¿┘É┘ç┘É ┘è┘ÄÏ│┘ÆϬ┘Ä┘ç┘ÆÏ▓┘ÉϪ┘Å┘ê┘å┘Ä (8)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata: "Apakah yang menghalanginya?" lngatlah, diwaktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya. (11:8)

 

Para nabi selalu memberi peringatan kepada manusia, bahwa pelanggaran dan perbuatan dosa akan mengundang kemurkaan Allah di dunia ini. Akan tetapi para pendosa yang dikuasai oleh kebodohan dan kesombongan, bukannya memperhatikan semua peringatan tersebut, mereka justru mentertawakan dan meremehkannya. Dalam ayat ini Allah Swt berkata bahwa jika Dia menunda kedatangan azab oleh karena rahmat dan kasih sayang-Nya, bukan berarti azab tersebut tidak ada. Tapi para pendosa ini pasti akan tertimpa azab di dunia ini, dan sesuatu yang mereka lecehkan itulah yang akan menimpa mereka.

 

Tentu saja penundaan turunnya azab memberi kesempatan kepada para pendosa untuk bertaubat dan sebagian dari mereka mendapat kesempatan emas tersebut melalui jalan ini. Sementara sebagian yang lain tetap saja dalam kebodohan dan kesombongan, sehingga mengabaikan kesempatan yang diberikan. Karena bagaimanapun, kesempatan bertaubat ini terbatas dan jika waktunya sudah habis maka pintu-pintu taubat pun akan tertutup dengan rapat.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kesempatan dan batas waktu yang diberikan oleh Allah Swt merupakan suatu kesempatan bagi para pendosa untuk menebus kesalahan dan dosa-dosa masa lalu.

2. Menghina, mengejek dan memperolok-olok merupakan cara yang ditempuh oleh orang-orang kafir dalam menghadapi akidah dan keyakinan Islam. Karena orang-orang Kafir tidak akan mampu menghadapi logika  dan argumen orang-orang Mukmin yang kokoh.

Read 4919 times