Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 29-32

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 29-30

 

┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘ä┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Å┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘ÄϺ┘ä┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘Æ Ïú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘è┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏÀ┘ÄϺÏ▒┘ÉÏ»┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘Å┘ä┘ÄϺ┘é┘Å┘ê Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Å┘à┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ïϺ Ϭ┘Äϼ┘Æ┘ç┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (29) ┘ê┘Ä┘è┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘å┘ÆÏÁ┘ÅÏ▒┘Å┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘Æ ÏÀ┘ÄÏ▒┘ÄÏ»┘ÆϬ┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ░┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (30)

 

Artinya:

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui". (11: 29)

 

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran? (11: 30)

 

Pada penjelasan lalu telah disinggung bahwa Nabi Nuh as menyeru dan mengajak kaumnya agar menyembah Allah Swt selama ratusan tahun, namun hanya sedikit sekali di antara mereka yang beriman. Para pemuka dan pembesar kaum Nabi Nuh bahkan menghina dan mengejek para pengikut beliau yang kebanyakan terdiri dari orang-orang miskin. Kedua ayat yang baru dibacakan tadi adalah jawaban dari hinaan dan celaan orang-orang kafir itu.

 

Ayat ini mengatakan, "Nabi Nuh as sama sekali tidak meminta upah atau imbalan kedudukan dari kalian, jadi tidak ada alasan bagi kalian untuk membenci seruannya itu. Selain itu, sama sekali tidak ada alasan bagi Nabi Nuh untuk menjauhkan diri dari orang-orang miskin demi menarik hati kalian orang-orang kaya, karena di mata Allah, orang kaya tidaklah lebih baik dari orang miskin. Bila Nabi Nuh menjauhkan diri dari orang miskin, kelak di hari kiamat, dia tidak memiliki jawaban apapun untuk membela diri di hadapan pengadilan Allah."

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para Nabi tidak pernah menginginkan harta benda dan kedudukan hal ini merupakan salah satu tanda atau dalil bagi kebenaran risalah mereka.

2. Pemerintahan yang lurus dan benar tidak boleh mengorbankan kaum fakir miskin demi menarik simpati dari orang-orang kaya. Pemerintahan yang benar malah harus mengabaikan tuntutan yang tidak sepatutnya dari warga yang sombong dan takabur.

 

Ayat ke 31

 

┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘É┘è Ï«┘ÄÏ▓┘ÄϺϪ┘É┘å┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ┘à┘Ä┘ä┘Ä┘â┘î ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï¬┘ÄÏ▓┘ÆÏ»┘ÄÏ▒┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘è┘Å┘å┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏñ┘ÆϬ┘É┘è┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ïϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘É┘ç┘É┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ÏÑ┘ÉÏ░┘ïϺ ┘ä┘Ä┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (31)

 

Artinya:

Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak (pula) aku mengatakan: "Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat", dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka". Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim. (11: 31)

 

Ayat ini menentukan jawaban Nabi Nuh as kepada kaumnya yang kaya dan menuntut banyak hal terhadap beliau. Sebagian umat Nabi Nuh meminta agar beliau memberikan harta karun berupa perhiasan emas kepada mereka, dan yang lainya meminta Nabi Nuh agar meramalkan masa depan mereka atau mengajarkan ilmu ghaib. Orang-orang Kafir itu bahkan mengira bahwa Nabi adalah semacam malaikat, yang tidak membutuhkan makan, minum, atau berbagai kebutuhan materil lainnya.

 

Nabi Nuh as dalam menjawab berbagai tuntutan kaumnya itu, mengatakan: "Aku adalah manusia biasa dan hidup sebagaimana kalian hidup. Namun yang membedakan antara aku dan kalian adalah aku diutus oleh Allah, aku mendapatkan wahyu dari Allah, dan Allah memerintahkanku untuk menyampaikan serta melaksanakan isi wahyu tersebut. Aku tidak memiliki harta karun ataupun ilmu ghaib. Aku menerima dari Allah apa-apa yang dianggap-Nya baik untukku dan aku bukanlah malaikat."

 

Nabi Nuh juga menegaskan, "Kalian salah jika berpikir bahwa hanya orang-orang kaya yang pantas menjadi pengikutku. Tuntutan kalian agar aku hanya memilih orang-orang kaya sebagai pengikut adalah tuntutan yang tidak pada tempatnya. Allah Maha Mengetahui apa yang terkandung di dalam benak manusia. Betapa banyaknya kebaikan yang dianugerahkan kepada mereka, namun tidak diberikan-Nya kepada kalian. Oleh karena itu, mengusir dan melenyapkan mereka merupakan kezaliman dan aku sama sekali tidak akan melakukan perbuatan semacam ini."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sejarah para Nabi as selalu dipenuhi dengan seruan yang berisi petunjuk dan bimbingan bagi masyarakat, bukan seruan yang semata-mata untuk menarik hati orang lain.

2. Kita tidak boleh menganggap para Nabi dan Auliya Allah sebagai Tuhan dan kita tidak boleh juga mensifati mereka secara berlebihan.

 

Ayat ke 32

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘Å ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï¼┘ÄϺϻ┘Ä┘ä┘ÆϬ┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘â┘ÆϽ┘ÄÏ▒┘ÆϬ┘Ä Ï¼┘ÉÏ»┘ÄϺ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏú┘ÆϬ┘É┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘ÉÏ»┘Å┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆϬ┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏÁ┘æ┘ÄϺϻ┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä (32)

 

Artinya:

Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (11" 32)

 

Orang-orang yang kafir dan enggan menerima kebenaran, bila sudah kehabisan daya upaya untuk berdebat secara logis biasanya akan melakukan debat kusir atau bahkan melakukan penghinaan. Para penentang Nabi Nuh as mengatakan, "Cukuplah segala perkataanmu itu. Apabila perkataanmu itu benar, maka turunkanlah azab Allah dan siksaan-Nya kepada kami." Padahal azab atau siksaan itu bukan di tangan para Nabi as, melainkan di tangan Allah Swt. Dia akan menurunkan azab tersebut bila diperlukan, namun azab yang sesungguhnya akan diterima orang-orang kafir pada Hari kiamat.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Waktu yang diberikan oleh Allah Swt di dunia merupakan kesempatan untuk menebus kesalahan dan kekhilafan pada masa lalu yang pernah dilakukan. Dengan kata lain, belum turunnya azab dan siksaan Allah kepada orang kafir atau orang yang sesat selama di dunia bukanlah berarti bahwa perilaku sesat seperti itu adalah perilaku yang benar.

2. Kutukan Nabi Nuh as terhadap kaumnya terjadi setelah orang-orang kafir itu menyatakan kesiapan dan keinginan mereka untuk menerima azab dan siksa Allah.

Read 2565 times