Ayat ke 38-39
 
┘ê┘Ä┘è┘ÄÏÁ┘Æ┘å┘ÄÏ╣┘ŠϺ┘ä┘Æ┘ü┘Å┘ä┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘â┘Å┘ä┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ ┘à┘ÄÏ▒┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘Ä┘ä┘ÄÏú┘î ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É┘ç┘É Ï│┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏ│┘ÆÏ«┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ│┘ÆÏ«┘ÄÏ▒┘Å ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘â┘Ä┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ│┘ÆÏ«┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (38) ┘ü┘ÄÏ│┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘Ä Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏú┘ÆϬ┘É┘è┘ç┘É Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î ┘è┘ÅÏ«┘ÆÏ▓┘É┘è┘ç┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÄÏ¡┘É┘ä┘æ┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î ┘à┘Å┘é┘É┘è┘à┘î (39)
 
Artinya:
Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). (11: 38)
 
Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal". (11: 39)
 
Pada pembahasan lalu, telah disebutkan bahwa Nabi Nuh as telah menyeru kaumnya selama 1000 tahun, namun mereka tetap tidak mau beriman kecuali segelintir orang saja. Allah Swt kemudian memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat sebuah bahtera atau perahu besar guna menyelamatkan orang-orang mukmin dari azab Allah. Kedua ayat yang baru kita baca tadi mengatakan, "Sewaktu Nabi Nuh as tengah sibuk membuat bahtera, orang-orang kafir dan para penentang beliau malah mengejek beliau. Mereka berkata, "Wahai Nuh, meski kau telah menghabiskan usiamu, tak akan ada orang yang mau berkumpul di sisimu, tidak juga ada orang yang mau bergabung dengan agamamu. Apalagi saat ini kamu menyibukkan diri sebagai tukang kayu dan membuat sebuah bahtera raksasa di sebidang tanah yang jauh dari lautan."
 
Dalam menjawab ejekan dan cemoohan kaumnya itu, Nabi Nuh mengatakan, "Pada suatu hari nanti kami akan naik bahtera ini, dan aku akan balik mengejek dan mencemooh kalian karena kalian telah mengingkari ayat-ayat Allah dan akhirnya terjebak dalam kesulitan dan kesengsaraan."
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Apabila kita tidak bisa memahami perbuatan para tokoh agama dan ilmuwan, maka janganlah kita mencemooh atau mengejek mereka, karena mengejek dan mencemooh adalah perbuatan orang-orang yang tidak berlogika.
2. Dalam menghadapi ejekan dan cemoohan musuh-musuh, kita tidak boleh terkecoh dan terpancing, akan tetapi hendaknya kita tetap kokoh dan komitmen dalam perbuatan kita.
 
Ayat ke 40
 
Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ü┘ÄϺÏ▒┘Ä Ïº┘äϬ┘æ┘Ä┘å┘æ┘Å┘êÏ▒┘Å ┘é┘Å┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ Ϻϡ┘Æ┘à┘É┘ä┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘ä┘æ┘ì Ï▓┘Ä┘ê┘Æϼ┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ÏºÏ½┘Æ┘å┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘Ä┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘Ä┘å┘Æ Ï│┘ÄÏ¿┘Ä┘é┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ïº┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘Å ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Ä ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ä┘É┘è┘ä┘î (40)
 
Artinya:
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman". Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (11: 40)
 
Setelah pembuatan bahtera tersebut selesai, dengan perintah Allah menyemburlah air dari perut bumi dan tercurah hujan lebat dari langit. Air pun membanjiri seluruh tempat dan bahtera itu pun mengapung di atas air. Nabi Nuh dan orang-orang mukmin menaiki bahtera itu agar terbebas dari gelombang air yang dahsyat. Demi menyelamatkan generasi binatang-binatang, Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar membawa sepasang dari setiap jenis binatang itu ke dalam bahtera. Keluarga Nabi Nuh yang beriman semua masuk ke dalam kapal itu, namun, isteri dan putra beliau yang bernama Kan'an tidak bisa menaiki bahtera itu karena mereka menolak untuk beriman.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Berpegang teguh pada ajaran agama (Islam) lebih utama daripada berpegang kepada hubungan keluarga atau kekerabatan. Isteri dan anak Nabi Nuh as tidak memiliki hak untuk naik ke dalam bahtera disebabkan karena kekufuran mereka.
2. Air yang biasanya merupakan sumber kehidupan, atas perintah Allah bisa berubah menjadi penyebab kehancuran sebuah generasi manusia dan binatang-binatang.
 
Ayat ke 41
 
┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏºÏ▒┘Æ┘â┘ÄÏ¿┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ│┘Æ┘à┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘Äϼ┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘ä┘ÄÏ║┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘î Ï▒┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘î (41)
 
Artinya:
Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (11: 41)
 
Setelah tanda-tanda azab dan siksaan Allah terlihat jelas berupa semakin tingginya air banjir bandang, maka Nabi Nuh as memerintahkan orang-orang mukmin agar segera naik ke dalam bahtera. Nabi Nuh menyuruh orang-orang mukmin itu memohon rahmat dan ampunan Allah Swt, satu-satunya Zat yang memiliki kekuasaan untuk menyelamatkan mereka dari amukan banjir bandang raksasa itu. Nabi Nuh mengatakan, "Bahtera ini akan bergerak (berlayar) dengan nama Allah, dan dengan nama-Nya pula bahtera ini akan berlabuh, karena itu kendali ini bukan di tanganku."
 
Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Ahlul Bait Nabi diumpamakan seperti bahtera (perahu) Nabi Nuh as, sebagaimana diriwayatkan "Abu Dzar" sahabat senior Nabi, Perumpamaan Ahlul Baitku seperti perahunya Nabi Nuh, maka barangsiapa yang naik ke dalamnya akan selamat, dan barangsiapa yang meninggalkannya akan tenggelam. Hadis ini juga diriwayatkan oleh para tokoh dan sahabat senior Nabi pada era Islam pertama, seperti Ibnu Abbas, Abdullah bin Zubair, Anas bin Malik, Abu Sa'id Al-Khudri dan yang lainnya, dan dimuat di dalam buku-buku dan tafsir yang mu'tabar.
 
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Berupaya atau diamnya manusia haruslah dengan nama Allah dan dalam rangka mendapatkan ridha Allah Swt.
2. Menyebut nama Allah setiap memulai perbuatan merupakan suri teladan para nabi, sekaligus merupakan pesan dan anjuran mereka kepada para pengikut mereka.
3. Bahtera atau perahu tidak lebih dari sebuah alat belaka. Yang terpenting adalah kehendak Allah. Manusia disamping memperhatikan alat perantara juga tidak boleh lupa dari mengingat dan memohon pertolongan Allah, karena segala sesuatu ada di tangan-Nya.