Ayat ke 19-20
 
┘ê┘Äϼ┘ÄϺÏí┘ÄϬ┘Æ Ï│┘Ä┘è┘æ┘ÄϺÏ▒┘ÄÏ®┘î ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄϺÏ▒┘ÉÏ»┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ»┘Æ┘ä┘Ä┘ë Ï»┘Ä┘ä┘Æ┘ê┘Ä┘ç┘Å ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ Ï¿┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘Ä┘ë ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ Ï║┘Å┘ä┘ÄϺ┘à┘î ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ│┘ÄÏ▒┘æ┘Å┘ê┘ç┘Å Ï¿┘ÉÏÂ┘ÄϺÏ╣┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (19) ┘ê┘ÄÏ┤┘ÄÏ▒┘Ä┘ê┘Æ┘ç┘Å Ï¿┘ÉϽ┘Ä┘à┘Ä┘å┘ì Ï¿┘ÄÏ«┘ÆÏ│┘ì Ï»┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘ç┘É┘à┘Ä ┘à┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Å┘êÏ»┘ÄÏ®┘ì ┘ê┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ▓┘æ┘ÄϺ┘ç┘ÉÏ»┘É┘è┘å┘Ä (20)
 
Artinya:
Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (12: 19)
 
Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.(12: 20)
 
Pada penjelasannya telah disebutkan bahwa saudara-saudara Yusuf telah melemparkan Yusuf ke dalam sumur, lalu membawa pakaian Yusuf yang telah dilumuri dengan darah binatang. Kemudian, seraya berpura-pura menangis, mereka menghadap ayah mereka dan menunjukkan kesedihan atas peristiwa yang menimpa Yusuf. Akan tetapi,apa yang terjadi pada Yusuf. Beliau berada dalam sumur selama beberapa saat, hingga datang rombongan musafir yang berhenti di dekat sumur tersebut untuk mengambil air minum.
 
Salah seorang dari mereka yang ditugaskan untuk mengambil air, menurunkan timba ke dalam sumur itu untuk mengambil air. Yusuf pun memegang tali timba tersebut dan dengan tali itu ia naik dan keluar dari sumur. Rombongan musafir itu pun memperlakukan Yusuf sebagai seorang budak, yang akan mereka bawa ke pasar budak, dan menjualnya, untuk mendapatkan uang.
 
Sementara itu, karena khawatir adanya orang-orang tertentu yang mengaku sebagai pemilik Yusuf, maka mereka menyembunyikan Yusuf diantara barang-barang bawaan mereka, dan membawanya ke pasar jual beli budak. Sesampai di pasar tersebut, mereka menjualnya dengan harga rendah, karena mereka tidak merasa bersusah payah dan tidak pula mengeluarkan uang untuk mendapatkan Yusuf. Memang, seringkali seseorang yang memperoleh sesuatu dengan mudah, maka ia akan melepaskannya dengan mudah pula, dan tidak memahami nilai sesuatu tersebut.
 
Dari dua ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kadang kala orang-orang yang memiliki hubungan dekatlah yang melemparkan seseorang ke dalam berbagai kesulitan. Akan tetapi berkat rahmat Allah, orang asing yang mengeluarkannya dari kesulitan tersebut, meski tujuan mereka bukan menolong.
2. Sebagian orang memandang orang lain sebagai barang dagangan, dan melupakan dimensi-dimensi maknawi dan kemanusiaannya.
 
Ayat ke 21
 
┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è ϺÏ┤┘ÆϬ┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘ç┘Å ┘à┘É┘å┘Æ ┘à┘ÉÏÁ┘ÆÏ▒┘Ä ┘ä┘ÉϺ┘à┘ÆÏ▒┘ÄÏú┘ÄϬ┘É┘ç┘É Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ▒┘É┘à┘É┘è ┘à┘ÄϽ┘Æ┘ê┘ÄϺ┘ç┘Å Ï╣┘ÄÏ│┘Ä┘ë Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÄÏ╣┘Ä┘å┘ÄϺ Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘å┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ«┘ÉÏ░┘Ä┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘ÄÏ»┘ïϺ ┘ê┘Ä┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘à┘Ä┘â┘æ┘Ä┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘É┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘ä┘É┘å┘ÅÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘É┘à┘Ä┘ç┘Å ┘à┘É┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏú┘Æ┘ê┘É┘è┘ä┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ¡┘ÄϺϻ┘É┘èϽ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï║┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¿┘î Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘æ┘Ä Ïú┘Ä┘â┘ÆϽ┘ÄÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (21)
 
Artinya:
Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak". Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.(12: 21)
 
Sewaktu rombongan dagang musafir menunjukkan Yusuf di pasar itu untuk dijual, seorang utusan keluarga kerajaan Mesir membeli budak yang masih remaja dan rupawan ini, lalu membawanya ke hadapan Raja. Penguasa Mesir itu lalu membawa Yusuf ke rumahnya, agar melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumahnya, sekaligus sebagai teman yang akan mendampingi istrinya. Apalagi mereka ini tidak mempunyai anak, bahkan tidak lagi berharap dapat memperoleh keturunan. Berkenaan dengan hal ini, Allah Swt mengatakan, bahwa dengan kedatangan Yusuf di rumah Sang Penguasa Mesir, maka terbukalah jalan bagi Yusuf untuk mencapai kekuasaan, dan terealisasinya mimpi yang ia lihat sebelum ini.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kondisi hati setiap manusia berada di tangan Allah Swt. Kecintaan kepada Yusuf sedemikian kuat merasuki hati penguasa Mesir, sehingga memperlakukan Yusuf bagaikan anak, meskipun secara lahiriah tak lain adalah seorang budak.
2. Betapa banyak kesulitan dan problema yang berakhir dengan kebaikan, dan ini merupakan sunnatullah. Sebagaimana yang terjadi pada Yusuf, yang mencapai puncak jabatan mulia, padahal sebelumnya beliau dilempar ke dalam dasar sumur.
 
Ayat ke 22
 
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï¿┘Ä┘ä┘ÄÏ║┘Ä Ïú┘ÄÏ┤┘ÅÏ»┘æ┘Ä┘ç┘Å Ïó┘ÄϬ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å Ï¡┘Å┘â┘Æ┘à┘ïϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘É┘ä┘Æ┘à┘ïϺ ┘ê┘Ä┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘å┘Äϼ┘ÆÏ▓┘É┘è Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ¡┘ÆÏ│┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (22)
 
Artinya:
Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.(12: 22)
 
Allah Swt dalam kisah Yusuf as telah menyinggung posisi maknawi beliau, dan mengatakan: Yusuf telah dibesarkan di rumah Raja Mesir. Akan tetapi oleh karena beliau merupakan seorang peribadi saleh dan terpercaya, maka setelah beliau mencapai usia cukup dewasa, beliau mendapat anugrah khusus Ilahi yaitu derajat kenabian (nubuwah)dan ilmu gaib. Itu semua merupakan cara serta sunnatullah yang diberikan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan, dimana Allah Swt memberikan balasan kebaikan di dunia ini kepada orang-orang yang berbuat kebajikan.
 
Memang, Allah Swt telah memilih para nabi utusan-Nya di antara anggota masyarakat yang baik, dan mereka diuji dengan berbagai kejadian, sehingga mereka mencapai kapasitas yang diperlukan untuk menerima dan melaksanakan tanggung jawab besar ini. Dengan demikian masyarakat luas pun akan menyaksikan bahwa mereka ini memang manusia-manusia yang layak dan pantas untuk dikuti dan dijadikan sebagai teladan.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Sebagian dari ilmu para Nabi berasal dari sisi Allah Swt dan bukan hasil usaha mereka sendiri.
2. Menerima risalah Allah memerlukan kapabilitas dan kapasitas tertentu, dimana hanya Allah Swt yang mengetahui keberadaannya pada orang-orang tertentu.
3. Kemampuan ilmu dan jasmani tidaklah cukup untuk membuat seseorang mampu menerima anugerah Allah yang khusus ini. Watak suka berbuat baik juga diperlukan.