Tafsir Al-Quran, Surat Ar-Ra'd Ayat 29-31

Rate this item
(2 votes)

Ayat ke 29

 

Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ÄϺϬ┘É ÏÀ┘Å┘êÏ¿┘Ä┘ë ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏ¡┘ÅÏ│┘Æ┘å┘Å ┘à┘ÄÏó┘ÄÏ¿┘ì (29)

 

Artinya:

Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.(13: 29)

 

Dalam penjelasan sebelumnya, al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa zikir dan mengingat Allah bisa menentramkan kalbu orang-orang mukmin. Adapun dalam ayat yang baru kita dengar bacaannya tadi, menyatakan, bahwa orang-orang mukmin yang beramal saleh, akan selalu mendapat karunia dari Allah swt baik di dunia, maupun di akhirat, dan mereka akan memperoleh kebahagiaan dan akhir yang baik.

 

Umumnya, al-Quran kerap menyandingkan iman dengan amal saleh, sebagai dua hal yang tak boleh terpisah. Orang-orang mukmin berbeda dengan orang-orang fasik dan munafik. Mungkin saja seorang yang fasik menyimpan iman di hatinya, namun dalam prakteknya, mereka melakukan tindakan maksiat dan dosa. Sementara orang yang munafik, secara lahir mereka berprilaku baik, namun hatinya tidak beriman.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1.Kebahagiaan hidup di dunia hanya bisa terwujud di bawah pancaran iman dan amal saleh. Karena itu, mereka yang berbuat kejelekan tidak akan bisa juga menikmati kebahagiaan sejati hidup di dunia.

2.Kebahagiaan materi para pemuja dunia, hanya bersifat sementara dan fana. Sementara kebahagiaan orang-orang beriman, tidak hanya di dunia semata, tapi abadi hingga di akhirat kelak.

 

Ayat ke 30

 

┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä ┘ü┘É┘è Ïú┘Å┘à┘æ┘ÄÏ®┘ì ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï«┘Ä┘ä┘ÄϬ┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘ç┘ÄϺ Ïú┘Å┘à┘Ä┘à┘î ┘ä┘ÉϬ┘ÄϬ┘Æ┘ä┘Å┘ê┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ïú┘Ä┘ê┘ÆÏ¡┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘Ä┘â┘Æ┘ü┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘äÏ▒┘æ┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘Ä┘å┘É ┘é┘Å┘ä┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘ä┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ç┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï¬┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘Ä┘ä┘ÆϬ┘Å ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘ÄϬ┘ÄϺϿ┘É (30)

 

Artinya:

Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah: "Dialah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat".(13: 30)

 

Ayat ini menegaskan kepada kita bahwa risalah dan bimbingan ilahi selalu berjalan berkelanjutan di antara umat-umat terdahulu. Dalam ayat ini, Allah Swt juga berbicara kepada kaum musyrik Mekah yang mengingkari misi nubuwah Nabi Muhammad Saw. Ayat ini menjelaskan, bahwa Nabi Muhammad bukanlah nabi yang pertama kali diutus di tengah-tengah mereka dan diragukan misinya. Sebelum ini pun Allah telah berkali-kali mengutus para nabinya pada umat-umat terdahulu. Seluruh utusan Allah itu menyampaikan apa yang diwahyukan oleh Allah kepada umatnya, dan bukan sesuatu yang muncul dari dirinya sendiri, lantas dinisbahkan kepada Allah.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1.Menelaah dan mengkaji sejarah umat-umat terdahulu amat berpengaruh terhadap pengenalan dan penerimaan kita atas hakikat dan ajaran agama ilahi.

2.Dengan berbekal tawakal kepada Allah Swt, kita bisa memperoleh kekuatan untuk tetap berjuang dan berdiri teguh di hadapan perlawanan dan permusuhan orang-orang kafir.

 

Ayat ke 31

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä ┘é┘ÅÏ▒┘ÆÏó┘Ä┘å┘ïϺ Ï│┘Å┘è┘æ┘ÉÏ▒┘ÄϬ┘Æ Ï¿┘É┘ç┘É Ïº┘ä┘Æϼ┘ÉÏ¿┘ÄϺ┘ä┘Å Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘é┘ÅÏÀ┘æ┘ÉÏ╣┘ÄϬ┘Æ Ï¿┘É┘ç┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Å Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘â┘Å┘ä┘æ┘É┘à┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ê┘ÆϬ┘Ä┘ë Ï¿┘Ä┘ä┘Æ ┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Šϼ┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘ïϺ Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘Ä┘è┘ÆϪ┘ÄÏ│┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘ê┘Æ ┘è┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘ç┘ÄÏ»┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘Ä Ï¼┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ▓┘ÄϺ┘ä┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ Ϭ┘ÅÏÁ┘É┘èÏ¿┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ÏÁ┘Ä┘å┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ ┘é┘ÄϺÏ▒┘ÉÏ╣┘ÄÏ®┘î Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ï¬┘ÄÏ¡┘Å┘ä┘æ┘Å ┘é┘ÄÏ▒┘É┘èÏ¿┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘ÄϺÏ▒┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë ┘è┘ÄÏú┘ÆϬ┘É┘è┘Ä ┘ê┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ«┘Æ┘ä┘É┘ü┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘É┘èÏ╣┘ÄϺϻ┘Ä (31)

 

Artinya:

Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.(13: 31)

 

Menyambung bahasan ayat sebelumnya, yang menyinggung masalah penentangan orang-orang kafir terhadap risalah Nabi Muhammad. Dalam ayat ini, al-Quran memperingatkan kepada mereka, bahwa kekufuran dan pengingkaran mereka bukan berarti akan melepaskannya dari kekuasaan Allah dan bisa bebas hidup sesuka hatinya. Karena Allah Swt, akan membalas kejahatan orang-orang kafir yang berbuat keterlaluan tidak hanya di akhirat saja, tapi juga di dunia.

 

Dengan mengkaji ayat tersebut, kita akan bisa menemukan dua kelompok orang kafir. Pertama, kelompok kafir yang mengetahui kebenaran namun mengingkarinya. Sedang kelompok kedua adalah orang-orang kafir yang tidak mengenal kebenaran. Tentu saja, orang-orang kafir yang dimaksud dalam ayat ini, adalah kelompok pertama. Mereka tidak hanya mengingkari kebenaran, tapi bahkan berupaya memerangi dan menghancurkan kebenaran. Sebegitu ingkarnya mereka, hingga kalaupun muncul mukjizat yang bisa meluluhlantakkan gunung-gunung dan menghidupkan kembali orang-orang mati, niscaya mereka tetap ingkar dan tidak akan beriman.

 

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1.Allah Swt menciptakan manusia dan melengkapinya dengan ikhtiar. Sehingga ia bisa bebas memilih jalan hidupnya, apakah menjadi mukmin ataukah kafir. Karena itu, orang-orang beriman jangan berharap bahwa seluruh manusia akan menjadi mukmin.

2.Allah Swt menghendaki manusia bebas memilih keyakinannya. Karena jika tidak demikian, niscaya Allah mampu memaksa seluruh manusia beriman kepada-Nya.

3.Munculnya beragam musibah dan bencana adalah akibat ulah manusia.

Read 10671 times