Ayat ke 32
 
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘É ÏºÏ│┘ÆϬ┘Å┘ç┘ÆÏ▓┘ÉϪ┘Ä Ï¿┘ÉÏ▒┘ÅÏ│┘Å┘ä┘ì ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘à┘Æ┘ä┘Ä┘è┘ÆϬ┘Å ┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘ÆϬ┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘Ä┘â┘Ä┘è┘Æ┘ü┘Ä ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï╣┘É┘é┘ÄϺϿ┘É (32)
 
Artinya:
Dan sesungguhnya telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka Aku beri tangguh kepada orang-orang kafir itu kemudian Aku binasakan mereka. Alangkah hebatnya siksaan-Ku itu!(13: 32)
 
Melanjutkan bahasan ayat sebelumnya, yang menyinggung masalah sikap keras kepala dan penentangan orang-orang kafir terhadap kebenaran, dalam ayat 32 ini, al-Quran menunjukkan salah satu cara penentangan orang-orang kafir terhadap kebenaran. Kepada Rasulullah, al-Quran menjelaskan, jangan engkau pikir orang-orang musyrik hanya menghina ajaranmu. Sebelum ini pun, berapa banyak para nabi yang mereka hina. Meski Allah telah memberikan kesempatan bagi mereka untuk kembali pada jalan yang benar dan beriman. Namun orang-orang musyrik tersebut menyia-nyiakan kesempatan itu, hingga akhirnya mereka mendapat azab yang hebat.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Mengenal dan mempelajari sejarah nabi-nabi terdahulu, dan beragam cobaan yang mereka alami, merupakan faktor yang bisa memperkuat kesabaran orang-orang mukmin terhadap pelbagai cobaan dan kesulitan.
2. Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Allah kepada kita untuk bertaubat. Karena murka Allah bisa datang sekali waktu tanpa pernah kita duga.
 
Ayat ke 33-34
 
Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘é┘ÄϺϪ┘É┘à┘î Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘â┘Å┘ä┘æ┘É ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘ì Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄÏ│┘ÄÏ¿┘ÄϬ┘Æ ┘ê┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Å┘êϺ ┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï┤┘ÅÏ▒┘Ä┘â┘ÄϺÏí┘Ä ┘é┘Å┘ä┘Æ Ï│┘Ä┘à┘æ┘Å┘ê┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘à┘Æ Ï¬┘Å┘å┘ÄÏ¿┘æ┘ÉϪ┘Å┘ê┘å┘Ä┘ç┘Å Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É Ïú┘Ä┘à┘Æ Ï¿┘ÉÏ©┘ÄϺ┘ç┘ÉÏ▒┘ì ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘É Ï¿┘Ä┘ä┘Æ Ï▓┘Å┘è┘æ┘É┘å┘Ä ┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘à┘Ä┘â┘ÆÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏÁ┘ÅÏ»┘æ┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘å┘É Ïº┘äÏ│┘æ┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘É ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏÂ┘Æ┘ä┘É┘ä┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘à┘É┘å┘Æ ┘ç┘ÄϺϻ┘ì (33) ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘è┘ÄϺϮ┘É Ïº┘äÏ»┘æ┘Å┘å┘Æ┘è┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É Ïú┘ÄÏ┤┘Ä┘é┘æ┘Å ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ ┘ê┘ÄϺ┘é┘ì (34)
 
Artinya:
Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian sifatnya)? Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah: "Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu". Atau apakah kamu hendak memberitakan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di bumi, atau kamu mengatakan (tentang hal itu) sekadar perkataan pada lahirnya saja. Sebenarnya orang-orang kafir itu dijadikan (oleh syaitan) memandang baik tipu daya mereka dan dihalanginya dari jalan (yang benar). Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka baginya tak ada seorangpun yang akan memberi petunjuk.(13: 33)
 
Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah. (13: 34)
 
Dua ayat ini merupakan jawaban al-Quran atas pernyataan batil orang-orang musyrik yang meyakini bahwa berhala-berhala yang mereka sembah adalah sekutu Allah dalam mengatur alam semesta, seperti dalam menurunkan hujan atau musim kemarau. Al-Quran menegaskan, Allah adalah Zat yang Maha Kuasa, yang menguasai dan mengatur seluruh alam semesta, termasuk manusia dan segala urusannya. Lantas apa perlunya Allah dengan berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang musyrik?
 
Selanjutnya, ayat 33 surat ar-Ra'd mengungkap akar keyakinan batil orang-orang musyrik tersebut dan menyatakan, kebatilan di mata orang-orang musyrik tampak menjadi indah. Karena itu mereka mengejarnya dan terhalang menuju jalan kebenaran. Tentu saja mereka yang tidak ingin mendapatkan hidayah dari Allah, niscaya tak ada sesuatu atau siapapun yang bisa memberikan petunjuk kepada mereka dan mengantarkannya kepada kebahagiaan hakiki.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Allah Swt mengutarakan pertanyaan kepada manusia, supaya akal dan fitrahnya bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah dan bisa menerima kebenaran.
2.Segala upaya dan rongrongan untuk menentang kehendak Allah hanya akan menghantarkan manusia kepada kehancuran. Cahaya Allah dan agamanya tidak akan pernah bisa dipadamkan oleh musuh-musuhnya.
 
Ayat ke 35
 
┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ŠϺ┘ä┘Æϼ┘Ä┘å┘æ┘ÄÏ®┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄϬ┘É┘è ┘ê┘ÅÏ╣┘ÉÏ»┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘æ┘Ä┘é┘Å┘ê┘å┘Ä Ï¬┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘è ┘à┘É┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏ¡┘ÆϬ┘É┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺÏ▒┘Å Ïú┘Å┘â┘Å┘ä┘Å┘ç┘ÄϺ Ï»┘ÄϺϪ┘É┘à┘î ┘ê┘ÄÏ©┘É┘ä┘æ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϭ┘É┘ä┘Æ┘â┘Ä Ï╣┘Å┘é┘ÆÏ¿┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ÏºÏ¬┘æ┘Ä┘é┘Ä┘ê┘ÆϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Å┘é┘ÆÏ¿┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘Æ┘â┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘Å (35)
 
Artinya:
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.(13: 35)
 
Setelah menegaskan akibat buruk yang diterima orang-orang musyrik di akhirat kelak, al-Quran dalam ayat 35, surat ar-Ra'd ini lantas menggambarkan keadaan orang-orang mukmin di Hari Kiamat. Al-Quran menyatakan bahwa apa yang dijanjikan Allah Swt kepada orang-orang bertakwa adalah surga. Sebuah tempat indah bagaikan taman hijau yang dipenuhi beragam buah dan makanan yang lezat. Tentu saja taman surga dengan taman dunia memiliki perbedaan yang amat jauh. Karena itu al-Quran menggunakan ungkapan perumpamaan. Dengan kata lain bila kita ingin mengetahui keindahan surga. Maka keindahan surga setidaknya seperti seindah-indahnya taman yang pernah ada di dunia.
 
Satu hal yang menarik lainnya adalah al-Quran menggunakan istilah orang-orang bertakwa atau mutaqqin di hadapan orang-orang musyrik atau musyrikin. Padahal seharusnya, lawan musyrikin adalah mukminin atau orang-orang beriman. Namun tampaknya, al-Quran sengaja memakai istilah tersebut, sebagai penjelas bahwa iman dan takwa adalah dua hal yang senantiasa beriringan. Hal ini semakin memperjelas bahwa klaim iman tanpa takwa dan amal saleh merupakan klaim yang tak berarti.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Balasan orang-orang yang bertakwa adalah kebahagiaan abadi di surga.
2. Akhir perbuatan manusia adalah hal yang penting. Meski orang-orang bertakwa mengalami beragam cobaan sewaktu di dunia, namun di akhirat kelak mereka akan mendapatkan kebahagiaan sejati. Sebaliknya orang-orang kafir yang hanya mengejar kesenangan fana di dunia, niscaya di akhirat nanti memperoleh azab neraka.