Tafsir Al-Quran, Surat Ibrahim Ayat 23-27

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 23

 

┘ê┘ÄÏú┘ÅÏ»┘ÆÏ«┘É┘ä┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ÄϺϬ┘É Ï¼┘Ä┘å┘æ┘ÄϺϬ┘ì Ϭ┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘è ┘à┘É┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏ¡┘ÆϬ┘É┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺÏ▒┘Å Ï«┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ»┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏÑ┘ÉÏ░┘Æ┘å┘É Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ¡┘É┘è┘æ┘ÄϬ┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï│┘Ä┘ä┘ÄϺ┘à┘î (23)

 

Artinya:

Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah "salaam". (14: 23)

 

Di hadapan para penghuni neraka yang tengah disiksa, penghuni surga disambut secara khusus dan penuh penghormatan saat memasuki surga. Allah menghendaki mereka kekal di surga. Namun jelas, tidak semua orang akan memasuki surga dan surga hanya diperuntukan bagi orang yang punya kelayakan bersama para aulia Allah yang beriman dengan hatinya, beramal soleh dan melakukan perbuatan terpuji.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Mengucapkan salam merupakan tatakrama penghuni surga. Allah menghendaki kaum Mukminin saling mengucapkan salam di dunia.

2. Umur manusia di dunia sangat pendek dan terbatas. Namun seandainya pun umur manusia abadi, kaum mukminin senantiasa beriman dan beramal soleh.

 

Ayat ke 24-25

 

Ïú┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ▒┘Ä ┘â┘Ä┘è┘Æ┘ü┘Ä ÏÂ┘ÄÏ▒┘ÄÏ¿┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ïϺ ┘â┘Ä┘ä┘É┘à┘ÄÏ®┘ï ÏÀ┘Ä┘è┘æ┘ÉÏ¿┘ÄÏ®┘ï ┘â┘ÄÏ┤┘Äϼ┘ÄÏ▒┘ÄÏ®┘ì ÏÀ┘Ä┘è┘æ┘ÉÏ¿┘ÄÏ®┘ì Ïú┘ÄÏÁ┘Æ┘ä┘Å┘ç┘ÄϺ Ͻ┘ÄϺϿ┘ÉϬ┘î ┘ê┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘ÆÏ╣┘Å┘ç┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺÏí┘É (24) Ϭ┘ÅÏñ┘ÆϬ┘É┘è Ïú┘Å┘â┘Å┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘â┘Å┘ä┘æ┘Ä Ï¡┘É┘è┘å┘ì Ï¿┘ÉÏÑ┘ÉÏ░┘Æ┘å┘É Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘è┘ÄÏÂ┘ÆÏ▒┘ÉÏ¿┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆϽ┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ä┘É┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘ÄϬ┘ÄÏ░┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (25)

 

Artinya:

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. (14: 24)

 

Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (14: 25)

 

Dalam ayat ini, iman dan keyakinan yang benar diumpamakan seperti pohon yang kokoh dan aman dari setiap penyakit. Pohon ini akarnya terhunjam ke tanah dan berbuah baik serta melimpah. Inilah perbuatan baik seorang mukmin. Keimanan yang disimbolkan dengan pohon tersebut, senantiasa tumbuh dan mekar yang menebarkan kebaikan di tengah masyarakat. Setidaknya, bayangan pohon tersebut bisa dijadikan tempat berteduh. Dibandingkan dengan yang lain, keimanan adalah pohon yang senantiasa berbuah, baik di dunia maupun di akhirat. Tetapi kekuasaan, kekayaaan dan kedudukan serta anak-anak hanyalah pohon di dunia yang terbatas dan singkat masanya."

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pohon keimanan, senantiasa berbuah dan tidak mengenal musim gugur maupun musim kering.

2. Perkataan yang benar senantiasa stabil, kuat dan kokoh. Maka, kebenaran senatiasa tetap dan abadi.

 

Ayat ke 26

 

┘ê┘Ä┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘Å ┘â┘Ä┘ä┘É┘à┘ÄÏ®┘ì Ï«┘ÄÏ¿┘É┘èϽ┘ÄÏ®┘ì ┘â┘ÄÏ┤┘Äϼ┘ÄÏ▒┘ÄÏ®┘ì Ï«┘ÄÏ¿┘É┘èϽ┘ÄÏ®┘ì Ϻϼ┘ÆϬ┘ÅϽ┘æ┘ÄϬ┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ ┘ü┘Ä┘ê┘Æ┘é┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ▒┘ÄϺÏ▒┘ì (26)

 

Artinya:

Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. (14: 26)

 

Adapun kufur dan syirik, seperti kalimat yang buruk dan tak berdasar yang keluar dari mulut yang kotor, rentan dan tidak abadi. Keyakinan dan kalimat ini, seperti semak belukar yang tidak berbuah dan tidak berakar. Atau seperti parasit yang menghambat tumbuhnya tanaman.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Memperbandingkan antara hak dan batil melalui perumpamaan adalah salah satu metode pendidikan dan pengajaran bagi kaum muda.

2. Umat Islam tidak perlu cemas terhadap pertumbuhan dan berkuasanya orang-orang kafir. Karena kebatilan akan hancur dan kebenaran tetap abadi.

 

Ayat ke 27

 

┘è┘ÅϽ┘ÄÏ¿┘æ┘ÉϬ┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘É Ïº┘äϽ┘æ┘ÄϺϿ┘ÉϬ┘É ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘è┘ÄϺϮ┘É Ïº┘äÏ»┘æ┘Å┘å┘Æ┘è┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÅÏÂ┘É┘ä┘æ┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä ┘ê┘Ä┘è┘Ä┘ü┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å (27)

 

Artinya:

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (14: 27)

 

Setelah membandingkan antara kalimah hak dan batil, antara iman dan kufur, ayat ini menjelaskan, kaum mukminin harus mengetahui bahwa melalui keimanannya, Allah meneguhkan mereka dan tidak akan membiarkan program dan propaganda musuh mempengaruhinya. Namun sebaliknya, seperti menulis dalam air, orang-orang kafir tidak akan mencapai maksudnya. Inilah ketentuan Allah yang pasti terjadi berdasarkan keadilan dan hikmah-Nya dan siapapun tidak akan bisa menghalangi-Nya.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Tanpa pertolongan Allah, kaum mukminin sekalipun tidak akan berdaya menghadapi bisikan setan maupun ancaman dan serangan luar.

2. Menerima pertolongan Allah atau menerima bencana murka Allah, tergantung pada jalan hidup yang dipilih oleh manusia.

Read 4102 times