Tafsir Al-Quran, Surat Al-Hijr Ayat 39-44

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 39-40

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ║┘Æ┘ê┘Ä┘è┘ÆϬ┘Ä┘å┘É┘è ┘ä┘ÄÏú┘ÅÏ▓┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘Ä┘å┘æ┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄÏú┘ÅÏ║┘Æ┘ê┘É┘è┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘É┘è┘å┘Ä (39) ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï╣┘ÉÏ¿┘ÄϺϻ┘Ä┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ«┘Æ┘ä┘ÄÏÁ┘É┘è┘å┘Ä (40)

 

Artinya:

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. (15: 39)

 

Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka." (15: 40)

 

Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa iblis berada dalam barisan malaikat, namun Allah Swt mengusir dan melaknat Iblis karena menentang perintah-Nya untuk bersujud kepada Adam. Ayat ini menjelaskan, setelah Iblis diusir oleh Allah Swt, ia berjanji akan menyesatkan umat manusia. Namun demikian, Iblis tidak akan bisa menyesatkan orang-orang yang disebut Allah dengan sebutan mukhlas, yaitu mereka yang dibersihkan dan dijaga oleh Allah Swt dari perbuatan dosa.

 

Dalam ayat ini disebutkan bahwa setan menyesatkan pikiran dan perbuatan manusia dengan memoles dan membungkus perbuatan maksiat agar terlihat indah. Karena, ketika manusia melihat perbuatan maksiat sebagai keburukan, secara alamiah ia tidak akan terjerumus ke dalam kemaksiatan. Namun ketika manusia melihat keburukan sebagai kebaikan dan kemungkaran sebagai makruf, maka dengan mudah ia akan melakukan perbuatan maksiat. Dengan kata lain, setan tidak pernah memaksa manusia melakukan maksiat, karena setan hanya memoles dosa dengan kebaikan dan manusia sendirilah yang melakukan dosa tersebut.

 

Setan menyandarkan kesesatannya kepada Allah dengan mengatakan, "Ya Tuhanku, Engkaulah yang telah menyesatkanku." Hal tersebut merupakan tindakan keliru dan tanpa dasar, karena Allah Swt tidak pernah menyesatkan siapapun. Ketika seseorang memilih jalan yang salah, Tuhan tidak pernah menghalangi dan menutup jalannya. Sebab hal tersebut bertentangan dengan sunatullah yang memberikan ikhtiar dan kebebasan memilih kepada manusia dan jin. Iblis dengan pilihannya sendiri menentang perintah Allah. Demikian pula Allah memperlakukan para pendosa.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Terkadang orang-orang yang berdosa menjustifikasi perbuatan buruknya dengan menyandarkan perbuatan dosanya kepada Allah.

2. Untuk menyesatkan manusia, setan menggunakan cara memoles perbuatan maksiat dengan kemasan yang indah. Maka waspadalah terhadap berbagai tipu daya setan dan jangan termakan bujuk rayunya.

 

Ayat ke 41-42

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ÏÁ┘ÉÏ▒┘ÄϺÏÀ┘î Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘æ┘Ä ┘à┘ÅÏ│┘ÆϬ┘Ä┘é┘É┘è┘à┘î (41) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï╣┘ÉÏ¿┘ÄϺϻ┘É┘è ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ Ï│┘Å┘ä┘ÆÏÀ┘ÄϺ┘å┘î ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘Ä┘å┘É ÏºÏ¬┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ║┘ÄϺ┘ê┘É┘è┘å┘Ä (42)

 

Artinya:

Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). (15: 41)

 

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (15: 42)

 

Ketika setan mengatakan dirinya akan menyesatkan semua manusia dan hanya sedikit yang terjaga dari tipuannya, Allah Swt memberikan ketenteraman kepada orang-orang mukmin. Di ayat ini Allah Swt berfirman bahwa kaum mukminin tidak perlu khawatir atas godaan Iblis. Setan tidak memiliki jalan untuk mempengaruhi orang-orang mukmin dan hanya orang-orang yang mencari kesesatan sajalah yang berada dalam pengaruh setan. Allah Swt sendiri menjaga dan melindungi orang-orang mukmin sehingga mereka berada di jalan yang lurus.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para pendosa dengan pilihannya sendiri telah mengikuti setan dan setan tidak pernah memaksa mereka melakukan dosa.

2. Jika manusia bertakwa kepada Allah Swt maka ia akan terjaga dari godaan setan dan selamat dari kesesatan.

 

Ayat ke 43-44

 

┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï¼┘Ä┘ç┘Ä┘å┘æ┘Ä┘à┘Ä ┘ä┘Ä┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ╣┘ÉÏ»┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘É┘è┘å┘Ä (43) ┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï│┘ÄÏ¿┘ÆÏ╣┘ÄÏ®┘Å Ïú┘ÄÏ¿┘Æ┘ê┘ÄϺϿ┘ì ┘ä┘É┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï¿┘ÄϺϿ┘ì ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¼┘ÅÏ▓┘ÆÏí┘î ┘à┘Ä┘é┘ÆÏ│┘Å┘ê┘à┘î (44)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. (15: 43)

 

Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. (15: 44)

 

Salah satu ciri khas al-Quran adalah mengingatkan manusia agar tidak terjerumus dosa. Adalah satu kewajiban para nabi dan tanda kebaikan serta kasih sayang mereka adalah memberikan peringatan kepada umat manusia. Para pendosa tidak memasuki neraka dari pintu yang sama, sebab neraka memiliki tujuh pintu. Masing-masing orang yang dijebloskan ke dalam neraka akan melewati pintu yang sesuai dengan perbuatannya. Di ayat ini Allah Swt memperingatkan bahwa perilaku mengikuti setan akan membuahkan siksa neraka. Setan menyesatkan anak muda dengan cara tertentu dan orang tua disesatkan dengan cara lain. Laki-laki dan perempuan disesatkan dengan cara yang berbeda. Setan menyesatkan kalangan awam dengan cara yang berbeda dengan cara menyesatkan kalangan cendikia.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Neraka, seperti surga memiliki tingkatan-tingkatan. Setiap orang ditempatkan berdasarkan dosanya masing-masing.

2. Dunia bukanlah akhir kehidupan. Dalam setiap pilihan, kita harus mengedepankan masalah akhirat daripada dunia.

Read 4605 times