Tafsir Al-Quran, Surat Al-Hijr Ayat 45-53

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 45-48

 

ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘æ┘Ä┘é┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è ϼ┘Ä┘å┘æ┘ÄϺϬ┘ì ┘ê┘ÄÏ╣┘Å┘è┘Å┘ê┘å┘ì (45) Ϻϻ┘ÆÏ«┘Å┘ä┘Å┘ê┘ç┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ│┘Ä┘ä┘ÄϺ┘à┘ì Ïó┘Ä┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (46) ┘ê┘Ä┘å┘ÄÏ▓┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è ÏÁ┘ÅÏ»┘Å┘êÏ▒┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï║┘É┘ä┘æ┘ì ÏÑ┘ÉÏ«┘Æ┘ê┘ÄϺ┘å┘ïϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï│┘ÅÏ▒┘ÅÏ▒┘ì ┘à┘ÅϬ┘Ä┘é┘ÄϺϿ┘É┘ä┘É┘è┘å┘Ä (47) ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘à┘ÄÏ│┘æ┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘å┘ÄÏÁ┘ÄÏ¿┘î ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ Ï¿┘É┘à┘ÅÏ«┘ÆÏ▒┘Äϼ┘É┘è┘å┘Ä (48)

 

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (15: 45)

 

(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman" (15: 46)

 

Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (15: 47)

 

Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (15: 48)

 

Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai tempat orang-orang pendosa di neraka. Ayat-ayat 45 hingga 48 ini menjelaskan tempat orang-orang suci di surga. Allah Swt berfirman, orang-orang selalu bertakwa dan berusaha menjauhkan dirinya dari dosa di dunia ini, Allah Swt akan menganugerahkan nikmat yang banyak di surga sebagai pahala dan keselamatan, keamanan dan ketenangan jiwa di dunia.

 

Poin penting yang patut dicermati dari ayat-ayat ini terkait dengan dikeluarkannya rasa dendam dan buruk sangka kepada orang lain dari hati orang mukmin. Bila hal-hal buruk ini masih bersemayam dalam hati mereka, kesempatan untuk memasuki surga tidak akan terpenuhi. Surga bukan tempat perselisihan dan buruk sangka. Di sana tempat segala ketenangan dan keamanan. Berbeda dengan dunia yang terkadang ada kesejahteraan duniawi, namun kehilangan ketenangan jiwa atau sebaliknya. Sementara para Hari Kiamat, semua nikmat yang ada berkumpul untuk orang-orang yang dimasukkan ke dalam surga. Mereka mendapat kesejahteraan di tempat tinggalnya di surga. Keselamatan dan keamanan senantiasa bersama mereka dengan hubungan yang tulis antara sesama penghuni surga.

 

Dari empat ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa di dunia yang terbatas ini akan membawa keselamatan abadi. Oleh karenanya jangan menjual akhirat dengan dunia.

2. Kenikmatan surga bersifat universal. Para penghuni surga dianugerahi berbagai nikmat baik materi atau non materi, individual atau sosial dan keamanan. Namun yang paling penting dari semua itu adalah mendapat kerelaan dan salam dari Allah.

3. Di antara anggota masyarakat dan keluarga yang masih dipenuhi kedengkian dan permusuhan tidak akan masuk surga. Karena para penghuni surga tidak saling mendengki satu sama lainnya.

 

Ayat ke 49-50

 

┘å┘ÄÏ¿┘æ┘ÉϪ┘Æ Ï╣┘ÉÏ¿┘ÄϺϻ┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘æ┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘ŠϺ┘äÏ▒┘æ┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘Å (49) ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘É┘è ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘Å (50)

 

Artinya:

Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (15: 49)

 

Dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. (15: 50)

 

Setelah menjelaskan pahala orang-orang bertakwa, ayat-ayat ini berbicara kepada orang-orang pendosa bahwa bila bertaubat dan meninggalkan masa lalu kalian, ketahuilah, Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang akan mengampuni dosa-dosa kalian. Namun bila tetap bersikeras berbuat dosa dan mengulanginya, ketahuilah kalian akan menghadapi balasan ilahi yang sangat pedih. Tidak ada satu orang pun yang bakal lolos dari siksanya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Nabi diutus oleh Allah untuk menyampaikan cinta dan rahmat Allah kepada umat manusia. Nabi memberikan harapan akan ampunan Allah.

2. Rahmat Ilahi mendahului kemarahan-Nya, namun hal itu tidak boleh membuat kita sombong. Karena kesombongan akan menyeret kita ke neraka.

 

Ayat ke 51-53

 

┘ê┘Ä┘å┘ÄÏ¿┘æ┘ÉϪ┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ ÏÂ┘Ä┘è┘Æ┘ü┘É ÏÑ┘ÉÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘ç┘É┘è┘à┘Ä (51) ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ü┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ï│┘Ä┘ä┘ÄϺ┘à┘ïϺ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Äϼ┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (52) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ê┘Æϼ┘Ä┘ä┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘å┘ÅÏ¿┘ÄÏ┤┘æ┘ÉÏ▒┘Å┘â┘Ä Ï¿┘ÉÏ║┘Å┘ä┘ÄϺ┘à┘ì Ï╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘ì (53)

 

Artinya:

Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim. (15: 51)

 

Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: "Salaam". Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu". (15: 52)

 

Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim". (15: 53)

 

Ayat-ayat ini menceritakan kisah Nabi Ibrahim as saat menerima para malaikat yang diturunkan dalam bentuk manusia. Karena turun dalam bentuk demikian, Nabi Ibrahim as tidak mengenal mereka sehingga menjadi takut. Setelah memperkenalkan diri sebagai utusan Allah yang membawa kabar gembira kepada Nabi Ibrahim as bahwa beliau akan dianugerahi seorang anak yang di masa depan menjadi orang pandai dan akan menghidupkan nama Ibrahim sepanjang sejarah.

 

Menarik sekali karena Allah Swt memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim as akan kelahiran kedua anaknya. Pertama kelahiran anaknya, Ismail dari isterinya yang bernama Hajar dan kini mengenai kelahiran anaknya, Ishaq dari isterinya Sarah. Sekaitan dengan Ismail, Allah menyebutnya Ghulam Halim dan Ishaq dengan sebutan Ghulam Alim.

 

Kabar gembira ini disampaikan kepada Nabi Ibrahim as yang telah berusia lanjut. Usia yang tidak memungkinkan seseorang mendapatkan keturunan secara alamiah. Namun Allah memberikan perhatian istimewa kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Allah mengabulkan doa mereka dan memberikan keturunan kepadanya.

 

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kadang malaikat muncul dalam rupa manusia dengan izin Allah. Terkadang juga mereka tak dapat dikenal seperti yang terjadi pada diri Nabi Ibrahim as saat para malaikat dalam rupa manusia menemuinya, Nabi Ibrahim as tidak mengenal mereka.

2. Mengucapkan salam kepada orang lain merupakan etika langit. Itulah mengapa ketika bertemu dengan orang lain, para malaikat mengucapkan salam.

3. Sejarah kehidupan para nabi merupakan contoh akan perhatian Allah kepada manusia-manusia suci dan bertakwa.

Read 2739 times