Ayat ke 85-86
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï«┘Ä┘ä┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘ç┘Å┘à┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘É ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘ÄϺÏ╣┘ÄÏ®┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘ÄϬ┘É┘è┘ÄÏ®┘î ┘ü┘ÄϺÏÁ┘Æ┘ü┘ÄÏ¡┘É Ïº┘äÏÁ┘æ┘Ä┘ü┘ÆÏ¡┘Ä Ïº┘ä┘Æϼ┘Ä┘à┘É┘è┘ä┘Ä (85) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ«┘Ä┘ä┘æ┘ÄϺ┘é┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘Å (86)
 
Artinya:
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (15: 85)
 
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. (15: 86)
 
Dalam acara sebelumnya telah dijelaskan mengenai nasib sebagian umat-umat terdahulu seperti kaum Luth dan Tsamud. Ayat yang telah dibacakan ini dan ayat-ayat selanjutnya berbicara kepada Nabi Muhammad Saw dan umat Islam agar mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu dan jangan coba-coba melakukan permusuhan dan keras kepala di hadapan ajaran-ajaran langit. Mereka harus memakai metode paling tepat saat menghadapi para penentang ajaran Ilahi.
 
Ayat-ayat ini mengisyaratkan kebenaran pencipta, Hari Akhir dan penciptaan alam oleh Allah swt, kemudian meminta kepada mukminin memaafkan para penentang agama.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Penciptaan punya tujuan dan akan berakhir pada dunia akhirat dan kiamat.
2. Pondasi akhlak Islam dalam memaafkan orang lain adalah iman kepada pencipta dan Hari Akhir. Bila kiamat benar dan semua manusia akan diperhitungkan amal perbuatannya, Mukminin hendaknya memaafkan orang lain agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka. Karena Allah akan memperhitungkan dosa-dosa orang kafir.
 
Ayat ke 87
 
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïó┘ÄϬ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ┘â┘Ä Ï│┘ÄÏ¿┘ÆÏ╣┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÄϽ┘ÄϺ┘å┘É┘è ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘ÆÏó┘Ä┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘Ä (87)
 
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung. (15: 87)
 
Setelah menjelaskan penciptaan langit, bumi dan keagungan penciptaan, ayat ini mengulas keagungan al-Quran. Maksud dari frase "Sab'an min al-Matsani" (tujuh ayat yang dibaca dua kali adalah surah al-Fatihah yang memiliki 7 ayat yang dua kali diturunkan dan dua kali dibaca ketika shalat. Surat ini terdiri dari dua bagian; pertama mengenai sifat-sifat Allah dan bagian lainnya menjelaskan kebutuhan manusia akan Allah. Penyebutan kata al-Quran yang agung setelah surat al-Fatihah menunjukkan urgensi dan keagungan surat ini, meskipun surat al-Fatihah bagian dari al-Quran.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Pembuat hukum hakiki adalah Sang Pencipta. Allah yang menciptakan langit, bumi dan manusia berhak menetapkan undang-undang untuk manusia agar dapat memanfaatkan semua nikmat tersebut lebih baik.
2. Allah adalah pencipta tujuh langit dan menurunkan tujuh ayat surat al-Fatihah untuk menuntun manusia bermunajat dan memohon kepada penciptanya.
 
Ayat ke 88-89
 
┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘à┘ÅÏ»┘æ┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘à┘ÄϺ ┘à┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘ç┘É Ïú┘ÄÏ▓┘Æ┘ê┘ÄϺϼ┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ¡┘ÆÏ▓┘Ä┘å┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄϺϫ┘Æ┘ü┘ÉÏÂ┘Æ Ï¼┘Ä┘å┘ÄϺϡ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (88) ┘ê┘Ä┘é┘Å┘ä┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄÏ░┘É┘èÏ▒┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘Å (89)
 
Artinya:
Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. (15: 88)
 
Dan katakanlah: "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan". (15: 89)
 
Ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Saw. Ayat ini memperingatkan Nabi Muhammad Saw agar tidak terpikat oleh nikmat dunia dan kemewahan yang dimiliki orang-orang kafir. Tentu saja larangan ini tidak berarti Nabi Muhammad Saw telah melakukan itu, tapi sebuah metode pendidikan ilahi mengenai Nabi Muhammad Saw agar umat Islam belajar bagaimana cara menghadapi Rasulullah Saw. Selain itu, kaum mukminin harus mengetahui bahwa tidak hanya mereka tapi juga para nabi tidak berhak melangkah lebih jauh dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
 
Jelas, Nabi Muhammad Saw tidak pernah punya kecenderungan terhadap kemewahan lahiriah dunia. Larangan ini sebuah peringatan dari Allah kepada utusan-Nya agar mewaspadai perilakunya. Tentu saja tingkat keberpalingan Nabi dari dunia yang dimiliki orang-orang kafir, sama dengan perintah Allah kepada kaum mukminin agar memperhatikan orang-orang miskin dan tidak mampu.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Lalai dari berbagai nikmat spiritual seperti al-Quran dan kecenderungan akan nikmat materi yang dimiliki orang-orang kafir, merupakan bahaya yang mengancam orang-orang mukmin.
2. Beperilaku lembut dengan masyarakat merupakan keistimewaan para pemimpin Ilahi yang harus dijadikan teladan oleh para pengikutnya.