Ayat ke21
Artinya:
Hai Manusia, sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, supaya kalian bertakwa.
Dalam dua puluh ayat sebelumnya, Allah menjelaskan keadaan dan karakteristik tiga kelompok manusia yaitu orang-orang bertakwa, kafir dan munafik. Setelah membandingkan pikiran, kepercayaan, perbuatan dan kata-kata tiga kelompok ini, ayat ke 21 ini lalu menjelaskan jalan menuju kebahagian dan keselamatan. Untuk bergabung dengan kelompok pertama dan mencapai derajat takwa, hanya ada satu jalan yaitu membebaskan diri dari yang lain dan hanya menambatkan batin kepada Allah yang telah menciptakan kalian. Yakni mengabdilah hanya kepada Allah supaya kalian terbebas dari perbudakan orang lain.
Sebagian besar umat manusia mengakui Allah sebagai pencipta dirinya dan alam semesta. Tetapi, dalam program dan aturan hidupnya, mereka mengambil cara orang-orang lain. Jadi, seakan-akan mereka ini diciptakan begitu saja, lalu dilepaskan dan bebas berbuat apa saja yang mereka kehendaki.
Ayat ini mengatakan bahwa Pencipta kalian juga merupakan zat yang merawat dan mengayomi kalian, dan demi pertumbuhan dan perkembangan kalian, Allah telah menentukan program dan kewajiban-kewajiban kalian. Allah telah menetapkan undang-undang. Ingatlah bahwamembuat undang-undang dan peraturan hanyalah hak Allah yang telah menciptakan kalian. Dengan demikian taatlah kepada-Nya. Hanya perintah-Nya-lah yang patut kalian junjung tinggi dan keuntungannya akan kembali kepada kalian sendiri. Jauhilah noda dan kejelekan serta dekatilah kebaikan dan kesucian.
Dari ayat tadi terdapat tujuh poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Semua para nabi bersifat umum dan tidak terbatas pada sekelompok orang tertentu. Karena itu, sekitar 20 kali pernyataan al-Quran ditujukan kepada semua orang yaitu dengan kata-kata "Ya ayyuhan-Naas" yang artinya "Hai manusia".
2. Salah satu sebab dan falsafah ibadah kepada Allah ialah untuk menyatakan rasa bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang tak terhingga kepada kita dan kepada orang tua kita. Karena itu Allah berfirman,"Sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian."
3. Nikmat penciptaan adalah nikmat yang paling utama dan terbesar yang telah diberikan Allah kepada kita. Nikmat ini menuntut ketaatan kita kepada seluruh perintah ilahi.
4. Ibadah adalah faktor ketakwaan dan kesucian. Jika ibadah tidak menambah spirit ketakwaan dalam diri kita, maka itu bukan ibadah.
5. Kita harus ingat dan waspada supaya jangan sampai membuat dan membiarkan adat dan tradisi orang-orang tua kita bertentangan dengan perintah ilahi.Sebab mereka juga merupakan makhluk-makhluk Allah. Jangan sampai ketaatan kepada mereka itu menghalangi ketaatan kita kepada perintah-perintah Allah.
6. Allah tidak memerlukan ibadah dan penyembahan kita. Shalat dan munajat kita tidak akan menambah kekuasaan dan keagungan Allah. Sesuatu yang ada pada Allah juga tidak akan berkurang jika kita meninggalkan ibadah. Kitalah yang memerlukan Allah demi perkembangan dan kesempurnaan kita. Kita harus pasrah mutlak kepada aturan dan ketentuan Allah.
7. Kita jangan sombong dengan ibadah kita sebab ujub yaitu rasa takjub kepada diri sendiri serta sifat riya akan mencegah kita untuk sampai kepada takwa. Betapa banyaknya ibadah kita yang tidak menyampaikan kita kepada derajat takwa.
Ayat ke21
Artinya:
Dan Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan air itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian, karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui.
Dalam ayat ini, Allah menyinggung berbagai nikmat Allah yang masing-masing adalah sumber nikmat-nikmat yang lain. Allah menjadikan bumi ini sebagai hamparan bagi kehidupan manusia di bumi ini. Gunung dan saharanya, air dan tanahnya, mineral yang tersimpan di dalam tanah dan di bawah gunung-gunung, semuanya merupakan lingkungan yang cocok untuk kelestarian dan kehidupan manusia.
Kerjasama antara langit dan bumi telah mendatangkan hujan dan menambahkan tanaman serta memenuhi rezeki dan makanan manusia. Semua ini berlangsung dan terjadi sesuai dengan peraturan Allah dan kekuasaan-Nya yang tak terhingga. Dengan demikian, bagaimana mungkin orang-orang atau makhluk-makhluk lain yang memerlukan Allah, dapat dijadikan sebagai sekutu-Nya dan bukannya perintah Allah, tetapi perintah merekalah yang diikuti?!
Dari ayat tadi terdapat enam poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Memperhatikan nikmat-nikmat Allah merupakan cara terbaik untuk mengenal Allah dan beribadah kepada-Nya. Oleh sebab itu ayat ini menjelaskan nikmat-nikmat ilahi kepada manusia setelah ayat sebelumnya memerintahkan supaya kita menyembah Allah.
2. Adanya ekosistem dan kerjasama antara langit dan bumi merupakan bukti terbaik mengenai adanya Zat Pencipta alam semesta yang Maha Perkasa.
3. Dari dua kalimat "Ja'alla lakum" dan "Rizqan lakum" bisa kita pahami bahwa Allah menciptakan alam ini untuk manusia, dan tujuan terakhir dari diciptakannya makhluk-makhluk lain ialah supaya dimanfaatkan oleh manusia.
4. Keteraturan dan kerjasama antara anggota alam semesta ini merupakan bukti yang paling jelas mengenai adanya perhatian Allah serta ke-Esaan-Nya. Maka kita harus menyembah Tuhan Yang Esa dan jangan menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah dalam soal penciptaan.
5. Mengenal dan menyembah Allah adalah masalah yang sesuai dengan tuntutan fitrah. Naluri semua manusia mengalami hal ini. Karena itu Allah berfirman, "Sedangkan kalian mengetahui".
6. Air dan tanah adalah perantara, tetapi tumbuhnya tanaman ada di tangan Allah. Karena itu Allah berfirman: "Maka Dia menghasilkan dengan air itu buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian." (IRIB Indonesia)