Ayat ke 23
Artinya:
Dan jika kalian merasa ragu pada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami maka buatlah sebuah surah yang menyerupainya, dan ajaklah saksi-saksi kalian selain Allah, jika kalian benar.
Untuk membuktikan kebenaran kenabiannya, maka setiap Nabi harus menunjukkan mukjizat yang tidak dapat dilakukan oleh oran lain. Mukjizat Rasul Allah Saw adalah al-Quran. Karena manusia tidak mampu menciptakan sebuah kitab yang menyerupainya dari segi keindahan gaya bahasanya maupun kehebatan isinya. Berkali-kali Allah Swt mengajak para penentang Islam dan menantang mereka dengan mengatakan bahwa jika kalian tidak mau menerima bahwa Kitab ini datang dari sisi Allah Swt dan menganggapnya sebagai ciptaan manusia, maka buatlah sebuah kitab yang menyerupainya.Bilakalian berhasil mendatangkan kitab yang seperti itu,maka agama Islam akan musnah dengan sendirinya.
Yang menarik dari masalah ini, al-Quran berkali-kali memberikan keringanan kepada pihak musuh. Sekali al-Quran mengatakan, buatlah kitab yang menyerupainya. Di tempat lain ia mengatakan, buatlah sepuluh surat yang menyerupainya. Sedangkan di dalam ayat ini al-Quran mengatakan, minimal buatlah sebuah surat yang menyerupainya salah satu diantara surat-surat al-Quran. Dari sisi lain, al-Quran juga mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan ini dan mengatakan, ajaklah pembantu-pembantu kalian dari segala penjuru dunia, dan saling tolonglah kalian untuk melakukan itu, tetapi ketahuilah bahwa kalian tak akan pernah mampu melakukannya. Meskipun semua Nabi memiliki mukjizat, namun mukjizat Rasul Allah Saw yaitu al-Quran memiliki berbagai keistimewaan.
Dalam kesempatan ini kami akan menguraikan secara singkat empat hal dari keistimewaan al-Quran ini.
Pertama, Kekuatan al-Quran. Mukjizat para nabi lain tidak memiliki lidah untuk menyatakan dirinya. Sehingga para nabi tersebut harus menyertai mukjizat mereka dan menyatakan bahwa yang mereka perbuat itu adalah mukjizat. Sedangkan al-Quran tidak memerlukan seseorang untuk memperkenalkannya sebagai mukjizat. Karena ia sendiri menyeru para penentangnya untuk bertanding sekaligus mengalahkan mereka. Al-Quran selain merupakan undang-undang juga dokumen undang-undang.
Kedua, Kekekalan al-Quran. Mukjizat-mukjizat selain al-Quran terjadi dan berlaku pada zaman tertentu dan hanya masyarakat zaman itu saja yang melihat dan atau mendengarnya. Sedangkan al-Quran tidak terbatas hanya untuk masa Rasul Allah Ssaw. Ia berlaku sepanjang sejarah sebagai mukjizat. Berlalunya zaman bukan hanya tidak menggoyahkan al-Quran bahkan berbagai pengetahuan dan permasalahan yang terkandung di dalamnya semakin terbuka dan terbukti kebenarannya.
Ketiga, Universalitas al-Quran. Sebagaimana al-Quran tidak terbatas pada zaman tertentu, ia juga tidak terbatas pada tempat tertentu pula. Sasaran al-Quran tidak terbatas pada zaman tertentu, ia juga tidak terbatas pada tempat tertentu pula. Sasaran al-Quran bukan hanya orang-orang Arab di tanah Hijaz, tetapi seluruh bangsa dari setiap kaum dan etnis di dunia ini diseru oleh al-Quran. Oleh karena itu, aAl-Quran sama sekali tak pernah menyeru orang-orang Arab saja: Yaa ayyuhal Arab, umpamanya. Yang ada di dalam al-Quran justru seruan-seruan umum kepada seluruh manusia, seperti Yaa ayyuhan naas, dan sebagainya.
Keempat, Non Materi. Biasanya nabi-nabi lain memiliki mukjizat yang bersifat materi dan jasmani yang membuat kagum mata dan telinga setiap orang. Sedangkan al-Quran adalah ucapan dan kalimat-kalimat yang terdiri dari huruf-huruf alfabetbiasa. Tetapi ia mampu merasuk ke lubuk hati dan jiwa manusia membuat akal semua orang terpaksa mengagungkannya dan menguasai hati manusia.
Dari ayat tadi terdapat tujuh poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Keistimewaan terpenting yang membuat para Nabi memperoleh kelayakan untuk menerima wahyu ialah mereka menghambakan diri hanya kepada Allah dan berserah diri sepenuhnya hanya kepada-Nya. Oleh sebab itu, di dalam banyak ayat al-Quran menyebut para Nabi sebagai "ibaadinaa" yang artinya: hamba-hamba Kami. Di dalam ayat ini al-Quran mengatakan "Nazzalnaa alaa abdinaa" artinya: Kami telah menurunkan (al-Quran) kepada hamba Kami.
2. Al-Quran adalah kitab pemberi argumentasi dan tidak membiarkan keraguan dan was-was. Oleh karena itu,al-Quran mengatakan: Jika kalian merasa ragu, maka datangkanlah sebuah surat yang menyerupainya.
3. Al-Quran adalah mukjizat ilahi yang bersifat kekal abadi yang terus menantang setiap manusia di setiap zaman dan masa.
4. Islam adalah agama yang kekal dan universal. Oleh karena itu, mukjizatnya, yaitu al-Quran, juga bersifat kekal dan tidak terbatas pada masa dan generasi tertentu.
5. Kita tak boleh membiarkan segala bentuk keraguan dan kebimbangan ada di dalam hati kita sehubungan dengan dasar-dasar agama. Jika muncul keraguan di dalam hati kita, maka kita harus segera berusaha menghapusnya, sehingga tidak akan mengguncang sendi-sendi agama kita.
6. Sebaik-baik hakim adalah hati dan akal kita sendiri. Ayat ini mengatakan,jika para pembantu kalian memberikan kesaksian bahwa sesuatu yang kalian lakukan (ciptakan) itu sama dengan al-Quran, maka kami akan menerima. Artinya,kami akan menempatkan kalian sebagai juri penilai.
7. Kebenaran al-Quran sedemikian meyakinkan sehingga para penentang tidak mampu mendatangkan sebuah surat yang menyamai al-Quran.
Ayat ke 24
Artinya:
Jika kalian tidak melakukannya dan kalian tidak akan mampu melakukannya, maka berhati-hatilah kalian akan neraka yang berbahan bakar manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang yang kafir.
Setelah ayat sebelumnya menantang orang-orang kafir agar mendatangkan sebuah surat yang menyamainya, ayat ini menegaskan bahwa kalian, orang-orang kafir, tak akan mampu melakukannya. Kalian yang hidup pada zaman Rasul Allah Saw dan mengenali dengan baik bahasa dan kalimat-kalimat al-Quran tak akan mampu, tidak juga siapa pun manusia-manusia di masa mendatang, akan mampu melakukannya. Karena Kalamullah, sama dengan Allah itu sendiri tak mungkin dibandingkan dengan manusia dan ucapan manusia.
Kemudian al-Quran mengancam musuh-musuh dengan api jahanam dan menyebutkan, bahan bakar jahanam adalah tubuh para pembuat dosa dan pengingkar. Yang dimaksud dengan batu-batu di dalam ayat ini ialah semacam batu bara yang menyalakan api neraka, atau batu-batu yang dipakai untuk membuat patung-patung batu yang disembah oleh musuh-musuh nabi Muhammad Saw.Sebagai bukti kesesatan mereka, Allah akan menghadirkan patung-patung tersebut sebagai bukti bagi kesesatan mereka, sehingga para penyembah berhala itu tak mampu mengingkari kesesatan diri mereka. Sebagaimana di dalam ayat 98 surat al-Anbiya, al-Quran berkata,"Innakum wa maa ta'buduuna min duunillaahi hashobu jahannam", artinya, "Kalian dan sembahan kalian akan menjadi bahan bakar neraka".
Dari ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Berbicaralah dengan tegas kepada musuh-musuh agama kita berkenaan dengan kebenaran agama Islam. Akan tetapi kita sendiri hendaklah memiliki iman yang benar dan kokoh. Ayat ini berbicara kepada para penentang dengan mengatakan,"lam taf'aluu wa lan taf'aluu; artinya, kalian tak mampu melakukan dan tak akan pernah mampu melakukannya.
2. Oleh karena kufur maka manusia sampai ke suatu tempat yang setingkat dengan batu-batu dengan benda-benda mati lain.
3. Hati yang sudah keras membatu dan tak mungkin ditembus oleh ajaran-ajaran kebenaran, di akhirat kelak akan dikumpulkan dengan bebatuan pula.
4. Kemukjizatan al-Quran tidak terbatas hanya pada masa nabi Muhammad Sawsaja. Ia adalah mukjizat di segala zaman. Oleh sebab itu al-Quran mengatakan, "Lan taf'alu", yang artinya: "kalian tak akan pernah mampu menciptakan sesuatu yang sama dengan al-Quran".
5. Api neraka sedemikian keras dan hebat membakar sehingga bebatuan bagaikan kayu kering menyala mengobarkan api.
Ayat ke 25
Artinya:
Dan sampaikan berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rizki buah-buahan dalam surga itu, mereka mengatakan: Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.
Jika ayat sebelumnya menceritakan orang-orang kafir yang diancam siksaan api neraka, maka dalam ayat ini menjelaskan nasib orang-orang yang beriman sehingga dengan memperbandingkan nasib dua kelompok tersebut hakikatnya akan lebih jelas. Pada dasarnya iman tanpa dibarengi dengan amal saleh tidak akan berguna. Iman maupun amal apabila berdiri sendiri tidak akan menjamin kebahagiaan manusia. Iman ibarat akar pohon, dan amal saleh adalah buahnya. Buah yang manis adalah bukti dan kesuburan pohon, dan pohon yang kuat menyebabkan terawatnya buah yang baik.
Orang-orang yang tidak beriman kadang-kadang melakukan amal baik, akan tetapi karena iman tidak tertanam dan tidak berakar pada jiwanya maka amal baik tersebut tidak akan pernah abadi. Tempat orang-orang beriman di hari kiamat adalah surga yang kebun-kebunnya selalu hijau penuh dengan buah dan air yang mengalir di bawah pohon-pohonnya. Meskipun buah-buahan surga bentuknya mirip dengan buah-buahan dunia sehingga penduduk surga merasa tidak menyukainya, namun dari rasa dan baunya sungguh jauh berbeda.
Meskipun dalam al-Quran banyak ayat yang menceritakan tentang nikmat-nikmat surga dalam bentuk materi, seperti kebun, istana dan istri, namun di balik itu banyak ayat lain juga mengisaratkan tentang nikmat-nikmat surga dalam bentuk maknawi. Seperti dalam surah at-Taubah ayat 72, setelah menyebutkan nikmat-nikmat surga secara materi, juga mengatakan,"... Dan kerelaan Allah jauh lebih besar".Artinya, kerelaan Allah jauh lebih besar dari lainnya.
Dalam surah al-Bayyinah ayat 8 juga dikatakan,"... Allah rela kepada mereka dan mereka juga rela kepada-Nya." Nampaknya hal-hal yang berkaitan dengan nikmat surga yang dijelaskan dalam al-Quran, seperti tempat tinggal penduduk surga, pada dasarnya hal itu bukan sebagai balasan sempurna bagi mereka. Akan tetapi keberadaan mereka di tengah-tengah para nabi dan wali-wali Allah, orang-orang suci dan orang-orang saleh adalah bagian dari keuntungan maknawi dan kelezatan bagi penduduk surga.
Dari ayat tadi terdapat enam poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Untuk menciptakan pendidikan yang benar, di samping ancaman juga harus diiringi dorongan. Selain berisi ancaman neraka bagi orang-orang kafir, ayat ini juga berisi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.
2. Bukti adanya iman berada pada amal saleh. Oleh karena itu al-Quran selalu menggandengkan dua hal tersebut dan berkata, "Orang-orang yang beriman dan melakukan amal saleh".
3. Dalam bahasa al-Quran, amal saleh adalah amal yang dilakukan dengan ikhlas hanya untuk Allah. Oleh karena itu, amal saleh dijelaskan setelah iman kepada Allah.
4. Penderitaan yang dirasakan orang-orang beriman di dunia dalam menjaga halal haram, di akhirat kelak mendapat balasan surga.
5. Semua nikmat dunia bisa hilang dan berakhir, oleh karena itu mereka gelisah dan sedih akan kehilangan hal tersebut. Adapun nikmat akhirat bersifat abadi dan selamanya oleh karena itu mereka tidak akan pernah sedih. Dalam sebuah ayat dikatakan, "Mereka tinggal di surga selama-lamanya". Penduduk surga selalu dalam keabadian.
6. Istri yang ideal adalah istri yang bersih dari berbagai segi, baik dari segi ruh dan hati, juga dari segi tubuh dan badan. Oleh karena itu, berkaitan dengan istri bagi penduduk surga, ayat ini berkata, "istri-istri yang suci". (IRIB Indonesia)