Ayat ke 48
Ïú┘Ä┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ▒┘Ä┘ê┘ÆϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë ┘à┘ÄϺ Ï«┘Ä┘ä┘Ä┘é┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘É┘å┘Æ Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘è┘ÄϬ┘Ä┘ü┘Ä┘è┘æ┘ÄÏú┘Å Ï©┘É┘ä┘ÄϺ┘ä┘Å┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘å┘É Ïº┘ä┘Æ┘è┘Ä┘à┘É┘è┘å┘É ┘ê┘ÄϺ┘äÏ┤┘æ┘Ä┘à┘ÄϺϪ┘É┘ä┘É Ï│┘Åϼ┘æ┘ÄÏ»┘ïϺ ┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï»┘ÄϺϫ┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (48)
Artinya:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang Telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri? (16: 48)
 
Ayat ini menyamakan bayangan sesuatu yang jatuh ke tanah dan tertunduk dengan kondisi sujud. Allah berfirman, tidak hanya seluruh makhluk-Nya yang bersujud kepada-Nya, tapi juga bayangan mereka tunduk dan sujud di hadapan-Nya. Jelas, seluruh ciptaan Allah mengikuti undang-undang dan aturan ilahi dan tidak mungkin terjadi kesalahan padanya. Dengan kata lain, mereka taat mutlak kepada Sang Pencipta dan tidak mungkin menyimpang dari jalur yang telah ditetapkan. Itulah mengapa bayangan segala sesuatu mengikuti zat aslinya yang mengikuti sunnah ilahi.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Sistem yang menguasai alam ini seluruhnya mengikuti dan taat perintah Allah.
2. Semua wujud dalam keadaan sujud dan bertasbih kepada Allah. Lalu mengapa manusia ingin keluar dari sistem harmonis ini dan tidak ingin bersujud di hadapan Allah?
 
Ayat ke 49-50
┘ê┘Ä┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘è┘ÄÏ│┘Æϼ┘ÅÏ»┘Å ┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘ÄϺϿ┘æ┘ÄÏ®┘ì ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ä┘ÄϺϪ┘É┘â┘ÄÏ®┘Å ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ│┘ÆϬ┘Ä┘â┘ÆÏ¿┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (49) ┘è┘ÄÏ«┘ÄϺ┘ü┘Å┘ê┘å┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ ┘ü┘Ä┘ê┘Æ┘é┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘è┘Ä┘ü┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (50)
Artinya:
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. (16: 49)
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (16: 50)
Kelanjutan ayat dari sebelumnya mengenai sujudnya para makhluk ditambahkan bukan hanya makhluk hidup di alam, tapi juga mencakup para malaikat. Mereka taat, tunduk dan sujud kepada Allah Swt, tidak pernah sombong dan menentang-Nya. Karena mereka senantiasa merasakan kehadiran Allah dan pengawasan-Nya.
Sekaitan apa makna sebenarnya dari sujud para makhluk ada dua pendapat mengenai hal ini. Pendapat pertama melihat sujud pada makhluk sebagai penyerahan diri di hadapan hukum alam dan sunnah ilahi. Sementara pendapat kedua memahami arti sujud yang dimaksudkan muncul dari kesadaran dan pengetahuan, sekalipun memahami hal ini di luar dari kemampuan manusia.
Mencermati sejumlah ayat al-Quran lain menunjukkan al-Quran sependapat dengan pandangan kedua. Karena al-Quran di ayat lain menyebutkan, ÔÇ£Kalian tidak mampu mengetahui tasbih dan sujudnya makhluk ciptaan Allah.ÔÇØ Bila menurut pendapat pertama, jelas kita memahami dan mengetahui tasbih dan sujud mereka. Oleh karenanya, bentuk sujud yang dilakukan berdasarkan kesadaran yang dilimpahkan Allah kepada manusia dan bukan kesadaran yang bisa dicapai dengan usaha.
Dari dua tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Makhluk hidup tidak hanya tinggal di atas bumi ini tapi juga ada di tempat lain seperti yang diisyaratkan dalam surat as-Syuuraa ayat 29.
2. Ketakutan kita terhadap Allah akibat perbuatan dosa yang kita lakukan, namun ketakutan para malaikat dari Allah bersumber dari keagungan Allah, sama seperti ketakutan para nabi dan wali Allah kepada-Nya.
3. Para malaikat adalah para pelayan suci ilahi yang melakukan pekerjaannya dengan benar dan sempurna.
 
Ayat ke 51
┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ«┘ÉÏ░┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ç┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ÏºÏ½┘Æ┘å┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ç┘î ┘ê┘ÄϺϡ┘ÉÏ»┘î ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘è┘æ┘ÄϺ┘è┘Ä ┘ü┘ÄϺÏ▒┘Æ┘ç┘ÄÏ¿┘Å┘ê┘å┘É (51)
Artinya:
Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; Sesungguhnya dialah Tuhan yang Maha Esa, Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut". (16: 51)
Setelah menjelaskan penyerahan diri semua makhluk di hadapan Allah, ayat ini menyebutkan, ÔÇ£Wahai manusia! Mengapa kalian mensyirikkan Allah dan mendudukkan sebagian makhluk atau manusia sejajar dengan Allah? Padahal pencipta kalian adalah Dia Yang Esa. Tidak ada selain Allah yang layak untuk disembah. Bila manusia hanya melihat Allah dan menyembahnya, jelas saja ia tidak punya rasa takut dengan selain-Nya. Ia hanya takut kepada Allah Sang Pencipta. Ketakutan ini berdampak pada keseriusannya untuk melaksanakan segala kewajiban yang dibebankan Allah kepadanya. Ini semua akan menumbuhkembangkan segala potensi yang dimilikinya dan menjadi sempurna.
Dari tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Keyakinan akan adanya dua sumber; kebaikan dan keburukan yang mengatur dunia merupakan kepercayaan yang salah. Karena segala sesuatu berasal dari Allah, sekalipun kita melihatnya adalah keburukan.
2. Takut kepada selain Allah sebenarnya termasuk bentuk syirik dan seorang mukmin tidak takut kepada apa dan siapa pun selain Allah.
 
Ayat ke 52
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ç┘ŠϺ┘äÏ»┘æ┘É┘è┘å┘Å ┘ê┘ÄϺÏÁ┘ÉÏ¿┘ïϺ Ïú┘Ä┘ü┘ÄÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï¬┘ÄϬ┘æ┘Ä┘é┘Å┘ê┘å┘Ä (52)
Artinya:
Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah ketaatan itu selama-lamanya. Maka Mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah? (16: 52)
Sebagai lanjutan ayat sebelumnya, ayat ini menyebutkan, ÔÇ£Baik sistem takwini (cipta) dan sistem tasyriÔÇÖi (tinta), kedua-duanya berasal dari Allah.ÔÇØ Tidak satu pun selain Allah yang mampu mencipta dan tidak satu pun selain-Nya yang berhak membuat undang-undang dan kewajiban. Bila memang demikian, lalu mengapa masih saja ada orang yang tidak bertakwa kepada-Nya dan masih memperhitungkan orang lain.
Dari tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Penyembahan hanya kepada Allah Yang Maha Esa dan taat kepada selain-Nya tidak diperbolehkan, kecuali kepada mereka yang diperintah oleh Allah.
2. Yang berhak menentukan undang-undang alam hanya sang pencipta.