Tafsir Al-Quran, Surat Al-Baqarah Ayat 40-43

Rate this item
(2 votes)

Ayat ke 40

Artinya:

Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janji kalian kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku -lah kamu harus takut (tunduk).

Setelah bercerita tentang hhilafah Adam as di bumi, dan keluarnya beliau dari surga akibat lalai akan perintah ilahi, maka di dalam ayat ini Allah Swt mengisahkan cerita sekelompok manusia keturunan Adam, yaitu Bani Israil. Mereka juga terjerumus ke dalam kesesatan sebagaimana Adam, tapi lebih parah daripada nasib Adam as. Keduanya memiliki kemiripan, yaitu penyimpangan dari ketentuan ilahi.

"Israil" adalah nama lain Nabi Ya'qub as. Yang dimaksud dengan Bani Israil ialah anak-anak keturunan Nabi Ya'qubas. Suatu kaum yang memiliki sejarah yang penuh dengan pasang surut. Dalam al-Quran kisah tentang mereka ini sungguh sangat banyak. Di dalam ayat ini, disebutkan tiga perintah yang merupakan dasar seluruh programilahi.

Pertama, mengingat nikmat-nikmat ilahi, yang akan menghidupkan rasa syukur terus menerus di dalam diri manusia, juga membangkitkan rasa cinta kepada Allah dan taat kepada-Nya.

Kedua, nikmat yang dianugerahkan Allah bukan tanpa syarat apa pun. Karena AllahSwt membuat suatu perjanjian danuntuk itu manusia harus bertanggun jawab sesuai isi perjanjian. Pemanfaatan nikmat dan karunia ilahi, mesti diikuti dengan pengambilan langkah di atas jalan Allah.

Ketiga, dalam mengamalkan kewajiban yang diperintahkan Allah, manusia tidak boleh taku dengan kekuatan apapum . Propaganda dan ancaman musuh tidak boleh mempengaruhi kalian.

 

Ayat ke 41

Artinya:

Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.

Ayat ini berbicara kepada para cendikiawan Yahudi, dan mengatakan, "Berdasarkan berita gembira dalam Tauran kalian tengah menunggu kedatangan seorang Nabi Islam. Sekarang berimanlah kepada al-Quran yang dibawa oleh Nabi tersebut. Karena isin ajarannya sesuai dan sejalan dengan Taurat kalian. Janganlah menyembunyikan ayat-ayat yang terdapat di dalam Kitab Suci kalian, yaitu Taurat terkait berita tentang kemunculan Nabi Islam, hanya karena kalian ingin mempertahankan kedudukan kalian. Atau minimal janganlah kalian mencoba menentangnya jika kalian tidak mau menerima ajarannya. Lebih buruk lagi kemudian kalian menghalangi warga Yahudi untuk mengikuti ajarannya.

Seorang muslim mengimani semua kitab samawi dan para nabi terdahulu. Karena agama Islam datang terakhir dan setelah agama-agama lain. Sementara kitab-kitab suci sebelum al-Quran sudah mengalami perubahan dan penyimpangan, maka saat ini hanya Nabi Muhammad sajalah yang seharusnya menjadi panutan seluruh umat manusia.

Oleh sebab itu, al-Quran menyeru para pengikut agama-agama terdahulu agar beriman kepada al-Quran, yang memiliki kandungan tidak bertentangan dengan kitab-kitab mereka. Al-Quran adalah kitab suci yang terjaga dan terhindar dari penyimpangan dan tahrif. Untuk itu hendaklah mereka hanya memandang Allah sebagai Zat yang mereka takuti, bukan hal-hal lain selain Allah Swt.

 

Ayat ke 42

Artinya:

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.

Di antara bahaya yang mengancam para pemikir dan ulama setiap kaum dan setiap ajaran ialah sikap suka menyembunyikan kebenaran dan tidak menjelaskannya kepada khalayak ramai. Atau mereka mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan, sesuai keinginannya. Akibatnya, rakyat mengalami kebodohan dan kelalaian, atau keraguan dan kebimbangan. Yang demikian adalah kezaliman terbesar yang mungkin saja dilakukan oleh pembesar-pembesar suatu kaum.

Sekaitan dengan hal ini, Imam Ali as dalam kitab Nahjul Balaghah nomor 49 berkata, "Jika sesuatu yang batil ditampilkan sebagai kebatilan seratus persen, maka tak ada sesuatu yang perlu dicemaskan karena orang akan mengetahuinya sebagai kebatilan dan menjauhkan diri darinya. Dan jika kebenaran ditampilkan sebagai suatu kebenaran seratus persen, maka para penentang tidak akan mampu berbicara apa-apa. Orang-orang pun akan menyambut kebenaran tersebut dengan segala senang hati. Jadi bahaya itu terletak di dalam ketidakjelasan antara yang hak dan yang batil.Karena telah tercampur aduk, maka kondisi ini memberikan kesempatan bagi kekuasaan setan untuk menyusup.

 

Ayat ke 43

Artinya:

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku.

Hanya mengenal kebenaran dan memahaminya belumlah cukup. Seorang mukmin haruslah menjadi seorang pengamal kebenaran yang ia ketahui. Sebaik-baik amalan ialah beribadah kepada Allah dan berkhidmat kepada masyarakat. Dalam sebagian besar ayat-ayat al-Quran, shalat dan zakat di sampaikan secara bergandengan agar orang memahami bahwa shalat dan ibadah jangan sampai melalaikan orang dari tugas-tugas sosial dan membantu orang-orang lemah di tengah masyarakat. Bahkan dalam hal pelaksanaan shalat pun faktor sosial dan kemasyarakatan juga menjadi perhatian. Karena Islam mengajarkan kepada umatnya agar melakukan shalat berjamaah dan hendaklah mereka melakukan ruku dan sujud di hadapan Allah secara kompak dan bersama-sama.

Dari tiga ayat tadi terdapat enam poin pelajaran yang dapat dipetik:‎ ‎ ‎
1. Hendaklah kita selalu mengingat nikmat-nikmat Allah yang telah Dia curahkan kepada kita dan masyarakat. Hendaklah kita menjadi hamba-hambanya yang pandai mensyukuri nikmat.
2. Hendaklah kita menjaga komitmen kita akan janji kita dengan Allah untuk melaksanakan segala kewajiban. Baik perjanjian itu berujud fitrah dalam diri kita atau yang Allah turunkan berupa syariat. Kita juga hendaknya mengetahui cara memanfaatkan nikmat ilahi dengan mengamalkan perintah-Nya.
3. Dalam melaksanakan kewajiban ilahi ini, hendaklah kita jangan takut terhadap kekuatan dari mana pun.
4. Salah satu dosa besar ialah menyembunyikan kebenaran. Kadang kala seseorang merasa harus menyembunyikan kebenaran hanya untuk melindungi kepentingan materinya. Ini sangat berbahaya bagi dirinya.
5. Iman dan amal adalah dua hal yang tak terpisahkan. Shalat adalah hal pertama yang diperintahkan oleh Allah di dalam setiap agama yang Dia turunkan.
6. Di dalam Islam sangat ditekankan shalat berjamaah. Sedangkan kehadiran di dalam lingkungan jamaah muslimin adalah sebuah tugas agama yang amat penting.(IRIB Indonesia)

Read 7770 times