Tafsir Al-Quran, Surat al-Baqarah Ayat 63-66

Rate this item
(2 votes)

Ayat ke 63

Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa".

Setelah Taurat diberikan kepada Musa, Allah mengambil janji Bani Israil agar mengamalkannya dan menjauhi keengganan pegalamannya, sehingga mencapai ketakwaan. Satu lagi dari mukjizat yang ditujukan Allah kepada Bani Israil sehingga mereka tetap setia pada janji mereka, ialah diangkatnya gunung Thursina di atas kepala mereka, sehingga mereka menyaksikan kekuasaan Allah sekaligus takut menentang-Nya.

Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang beragama harus serius dan berpendirian dalam menjaga prinsip-prinsip agama, bukannya mengambil hukum-hukum agama dengan gurau dan main-main. Ayat ini selanjutnya menunjukkan sikap Yahudi terhadap perintah ilahi ini.

 

Ayat ke 64

Artinya:
Kemudian kamu berpaling setelah (ada perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.

Meski Allah telah mengambil janji yang kuat dari Bani Israel, namun kaum yang keras kepala ini tidak mengacuhkan janji ilahi tersebut dan berpaling darinya. Tetapi Allah tetap memberikan rahmat-Nya dan membiarkan mereka demikian.

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Menuntut lebih dan gaya hidup hedonistis menghilangkan kemuliaan manusia dan kehinaan menjadi nasibnya sehingga bersedia meletakkan Allah di bawah kakinya supaya mencapai tujuan-tujuan duniawi yang rendah.
2. Dosa dan pelanggaran berturut-turut menarik manusia kepada kekufuran dan keingkaran, dan mewujudkan jiwa pembangkang terhadap kebenaran pada diri manusia sehingga sampai tidak bersedia menerima segala bentuk kebenaran.
3. Ketenteraman sejati hanya terdapat dalam naungan iman kepada Allah dan Hari Akhir, yang memberikan berita gembira tentang masa depan yang terang bagi orang-orang yang beriman.
4. Allah mengambil janji dari manusia melalui jalan akal fitrah juga melalui wahyu, di mana dalam akidah dan amal perbuatan hanya menjalankan kebenaran dan kebaikan serta menjauhi keburukan dan kejahatan dalam pemikiran dan amal perbuatan.

 

Ayat ke 65-66

Artinya:
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina".

Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang bertakwa.

Ayat ini menjelaskan satu lagi peristiwa yang dialami oleh Bani Israil, dimana Allah meliburkan kerja pada hari Sabtu untuk mereka.Namun sekelompok dari mereka yang hidup di tepi pantai, menjala ikan pada hari Sabtu dengan sejenis tipuan. Mereka membuat kolam-kolam kecil di tepi laut dan sewaktu ikan-ikan masuk ke kolam tersebut, mereka menutup jalan supaya ikan-ikan tersebut tidak dapat keluar.Keesokannya, yaitu pada hari minggu, mereka menjala atau memancing ikan-ikan yang ada di kolam tersebut, dengan cara inilah mereka merubah hukum Allah.

Sebagai balasan bagi sikap curang dan mempermainkan perintah Allah ini, Allah Swt merubah wajah mereka dari bentuk manusia menjadi kera agar merasakan sanksi ini, dan orang-orang lain dapat memetik pelajaran darinya. Namun yang perlu diingat di sini bahwa binatang tidaklah jauh dari rahmat Allah, sedangkan jatuhnya manusia dari peringkat manusia ke peringkat binatang mengindikasikan bahwa manusia tersebut telah dijauhkan dari rahmat Allah.

Dari dua ayat tadi terdapat delapan poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Manusia harus mengambil pelajaran dari sejarah.
2. Perubahan dan penyimpangan wajah agama akan berakibat pada perubahan perilaku manusia.
3. Kerja dan istirahat harus menjadi program kehidupan manusia.
4. Barang siapa yang mengambil jalan lain dari agama Allah akan mengikuti orang lain.
5. Di alam materi, perubahan dari satu makhluk menjadi makhluk yang lain adalah mungkin.
6. Hewan merupakan rahmat Allah, namun manusia menjadi hewan merupakan tanda-tanda azab ilahi.
7. Kekalahan dan kemenangan harus menjadi pelajaran bagi manusia.
8. Untuk dapat mengambil pelajaran seseorang mesti memiliki semangat takwa. (IRIB Indonesia)

Read 5817 times